Makalah Psikologi Lintas Budaya (Softskill)

Makalah Psikologi Lintas Budaya (Softskill)
Kebudayaan Indis

Nama Kelompok :
1. Ardella Yundhalisna 14509825
2. Ardiaz Azhar 14509405
3. Imas Amalia 15509505
4. Nungky Winanda 16509694
5. Putri Kanti 10509079
6. Putri Maharani 16509271
Kelas : 3PA03
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011

PENDAHULUAN
Kebudayaan pada perkembangannya di era globalisasi ini seolah dikalahkan oleh adanya kemajuan tekhnologi yang dapat menghadirkan berbagai macam corak kesenian dan setidaknya hal itulah yang dirasakan masyarakat di masa sekarang ini. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut didukung pula oleh arus globalisasi ,yang seharusnya di imbangi dengan berkembangnya kebudayaan kesenian asli sehingga dapat berjalan seiring dan ikut pula mewarnai masuknya kebudayaan – kebudayaan asing yang bertumbuh cukup subur di negeri kita, sejalan dengan Repelita di bidang kebudayaan.
Walaupun teknologi di era globalisasi ini merupakan faktor dominan dalam kultur kehidupan manusia masa kini dan juga merupakan ketergantungan yang hebat , namun sebaliknya kita harus dapat mewarnai era globalisasi ini dengan di kembangkannya kebudayaan negeri sendiri.
Kebudayaan dan gaya hidup Indis merupakan suatu fenomena historis, yaitu sebagai bukti hasil kreativitas kelompok atau golongan masyarakat pada masa kekuasaan Hindia Belanda, baik dalam menghadapi tantangan hidup tradisional Jawa maupun gaya Belanda di negeri Belanda. Tepat kiranya pendapat Adolph S. Tomars dalam tulisannya yang berjudul Class System and the Arts yang menjelaskan bahwa hadirnya golongan masyarakat tertentu pasti akan melahirkan pula seni dan budaya tertentu. Dengan menerapkan konsep Tomars ini, penulis memiliki landasan sosiologis yang kuat bahwa golongan masyarakat Indis telah melahirkan pula kebudayaan Indis.


TINJAUAN PUSTAKA (TEORI)
Teori Kebudayaan
Teori kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoritis tentang kebudayaan dapat mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan-kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri.Menurut Wilhelm dilthey dan Heinrich Rickert mereka membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua bagian, yaitu Naturwissenschaften (ilmu pengetahuan alam) dimana dalam proses penelitiannya berupaya untuk menemukan hukum-hukum alam sebagai sumber dari fenomena alam. Hal lain adalah Geisteswissenschaften (ilmu pengetahuan batin)atau oleh Rickert disebut dengan Kulturwissenschaften (ilmu pengetahuan budaya) dimana dalam tipe pengetahuan ini lebih menekankan pada upaya mencari tahu apa yang ada dalam diri manusia baik sebagai mahluk sosial maupun mahuk individu.
Berbicara tentang kebudayaan maka tidak bisa terlepas dari peradaban. Berikut ini beberapa dimensi dari peradaban, diantaranya, pertama, Adanya kehidupan kota yang berada pada tingkat perkembangan lebih „tinggi dibandingkan dengan keadaan perkembangan didaerah pedesaan. Kedua, Adanya pengendalian oleh masyarakat dari dorongan-dorongan elementer manusia dibandingkan dengan keadaan tidak terkendalinya atau pelampiasan dari dorongan-dorongan itu. Dalam memahami kebudayaan kita tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip dasarnya. de Saussure merumuskan setidaknya ada tiga prinsip dasar yang penting dalammemahami kebudayaan, yaitu:
A. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai (signifiant, signifier, penanda) dan yang ditandai (signifié, signified, petanda).
B. Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda menurut Saussure adalah tidak adanya acuan ke realitas obyektif. Tanda tidak mempunyai nomenclature. menentukan bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan signifikasi ataukebermaknaan sesuai dengan konsep yang terekam.
C. Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan adalah hubungan antara individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut Saussure ada langue dan parole (bahasa dan tuturan).
Sebenarnya konteks teori kebudayaan dapat berubah ubah sesuai konteks zaman yang dialami sekarang ini.Mungkin ada beberapa tokoh yang mengemukakan tentang kebudayaan, antara lain :
A. Prof.Koentjaraningrat, menurut dia kebudayaan adalah keseluruhan dari system gagasan,system manusia,milik bersama,proses dalam belajar.
B. Havilland, menurut dia kebudayaan adalah aturan atau norma,pedoman berprilaku,milik bersama,dan proses dalam belajar.

PEMBAHASAN
BAB I
Awal Kehadiran Orang Belanda
Pada abad ke-16, orang Belanda datang ke Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi kemudian menjadi penguasa di Indonesia. Pada awal kehadirannya, mereka mendirikan gudang-gudang (pakhuizen) untuk menimbun barang dagangan yang berupa rempah-rempah. Gudang-gudang itu berlokasi di Banten, Jepara, dan Jayakarta. Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), yang memiliki modal besar untuk mendirikan gudang penyimpan barang dagangan dan kantor dagang, kemudian memperkuatnya sebagai benteng pertahanan sekaligus sebagai tempat tinggal.
Sebelum kekuasaan VOC runtuh, pembangunan kota Batavia dilaksanakan dengan meniru kota-kota di negeri Belanda, dan diperkuat dengan perbentengan. Jan Pieterzoon Coen, yang hadir di Batavia pada 1619, mendirikan kota Batavia yang diawali dengan membangun gudang penyimpan barang dagangan (pakhuis), yang kemudian diperkuat dengan perbentengan. Gubernur Jenderal Valckenier (1737-1741) adalah pejabat tertinggi terakhir yang tinggal di dalam benteng. Para pejabat tinggi VOC membangun rumah-rumah peristirahatan dan taman yang luas, yang lazim disebut landhuis. Tujuh unsur universal budaya yang merupakan campuran unsure budaya Belanda dan budaya Pribumi inilah yang disebut kebudayaan Indis.
Politik liberal yang diberlakukan oleh pemerintah colonial pada 1870, ditambah dengan berkembangnya banyak perusahaan swasta di bidang perkebunan, pelayaran, perbankan, dan perkeretaapian, memerlukan banyak tenaga terampil. Pada saat itulah berkembang percampuran gaya hidup Belanda dan Jawa yang di sebut gaya hidup Indis.
Kata “Indis” dalam tulisan ini berasal dari bahasa Belanda “Nederlandsch Indie” atau Hindia Belanda, yaitu nama daerah jajahan Belanda di seberang lautan yang secara geografis meliputi jajahan di kepulauan yang di sebut Nederlandsch Oost Indie.
Kebudayaan dan gaya hidup Indis merupakan satu fenomena historis karena menghasilkan karya budaya yang ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain, faktor politik, sosial, ekonomi, dan seni-budaya dengan semua interrelasinya. Untuk itu, tulisan Clyd Cluckhohn tentang tujuh unsur budaya universal sebagai alat (sarana) memahami kebudayaan universal dapat menjadi referensi yang sangat penting untuk memahami kebudayaan Indis. Banyak tulisan atau karangan dari abad ke-18 dan abad ke-20 yang berupa monografi, kesusasteraan, kisah perjalanan, lukisan, foto, sketsa, artefak, dan seni bangunan Indis.
Dinas Kepurbakalaan dan Permuseuman belum banyak menangani peninggalan hasil karya seni-budaya gaya Indis sebagai salah satu rangkaian pembabakan zaman sejarah kebudayaan Indonesia. Padahal, pelestarian dan penelitian budaya Indis akan memperkaya budaya bangsa.
Kebudayaan Indis adalah monumen estetis hasil budaya binaan (cultural construct) dan imajinasi kolektif, serta ekspresi kreatif sekelompok masyarakat di Hindia Belanda yang menggunakan dasar budaya Belanda dan Indonesia.

Bab II
Masyarakat Pendukung Kebudayaan Indis
A. Struktur Masyarakat dan kehidupannya
Kehadiran bangsa Belanda sebagai pengusa di Pulau Jawa menyebabkan pertemuan dua kebudayaan, yaitu barat dan timur. Kebudayaan Barat (belanda) dan kebudayaan Timur (jawa) yang masing masing di dukung oleh etnis berbeda dan mempunyai struktur sosial yang berbeda pula. Lambat laun pengaruh tersebut makin besar dan mempengaruhi berbagai bidang dan unsur kebudayaan. Bangsa Belanda yang hadir di Indonesia pada akhir abad ke-6 semula bertujuan unyuk berdagang. Namaun demikian, mengamankdan sektor ekonomi dan perdagannya. Tujuan mereka berubah menjadi penguasa yang berdaula. ,Lalu pertemuan kebudayaan kedua suku bangsa disusul penjajahan dengan kekuasaan yang berdaulat, yang menimbulkan perubahaan stuktur masyarakat Jawa.
Sejak abad ke-18 sampai awal abad ke-20 muncul golongan sosial baru sebagai pendukung kuat kebudayaan campuran (Belanda-Jawa) di daerah jajahan Hindia Belanda. Ada lima lima golongan masyarakat baru di desa,yaitu (a) pamongpraja bansa Belanda, (b) golongan pegawai Indonesia baru, (c) golongan pengusaha partikelir Eropa, (d) golongan akademis Indonesia (sarjana hukum, insinyur, dokter, guru, ahli pertanian dan ilmu ilmu lainnya. Sartono Kartodijo membagi masyarakat Hindia Belanda berdasarkan pendidikannya. Perkembangan pendidikan dan pengajaran baru menumbukan golongan sosial baru.
Kelompok masyarakat utama yang terhormat (mijnheer) disebut “signores”, dan keturunannya disebut “sinyo”. Oleh orang pribumi, keturunan Belanda asli disebut “grad satu” atau liplap”, sedangkan “grad dua” disebut “grobiak” dan “grad tiga” disebut “kasoedik”. Dalam penguunaan istilah di masyarakat, kata grobiak dan kasoedik lama kelamaan hilang. Golongan masyarakat tersebut,kecuali wong cilik merupakan pendukung kuat kebudayaan Indis. Selain wong cilik,para pedagang dan pengusaha keturunan Cina dan Arab banyak juga membangun rumah bergaya Indis. Masyarakat koloniual Hindia Belanda memiliki stuktur yang bersifat (semi) teodal. Prestise golongan masyarakat pribumi yang berpendidikan barat lambat laun menjadi makin kuat.
Gaya Indis sebagai suatu hasil perkembangan budaya campuran Belanda dan Pribumi jawa, menunjukkan adanya proses historis. Unsur unsur esensial yang menonjol dalam perkembangan antara lain : penderitaan bersama golongan keturunan (indo belanda / eropa), sebagai pejabat bawahan pemerintahan kolonial.Konseptualitas metodologis gaya hidup indis antara lain dapat dipahami melalui beberapa sudut pandang masyrakat pendukung gaya Indis sebagai suatu faktor yang bersifat sosio-psikologis.
1. Aspek Kognitif
Aspek kognitif berhubungan erat dengan tingkat perasaan yang sangat sulit untuk dilukiskkan dan diamati. Pada suku jawa,misalnya tidak dikenal ruang khusus bagi keluarga dengan pembedaan umur, jenis kelamin, generasi, famili, bahkan di antara anggota dan bukan anggota penghuni rumah. Maka, fungsi ruang tidak di pisahkan atau di bedakan dengan jelas.
2.Aspek Normatif
Aspek ini memilkki makana hampir sama dengan aspek orientasi nilai, tujuan, normatif dan kepercayaan. Aspek normatif menunjukan keadaan yang dianggap sebagai hal yang berharga, yang menjadi tuntutan dan tujuan untuk memperoleh hidup lebih baik di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Contohnya yaitu dalam hal membangun rumah tinggal yang lebih bersifat pribadi, dengan ruang-ruang yang memilki fungsi khusus.
3.Aspek afektif
Aspek afektif adalah tindakan kelompok yang menunjukan situasi. Dalam keluarga Eropa atau Belanda lazimnya terdapat seorang istri. Adanya banyak sanak saudara yang ikut keluarga inti juga mengharuskan susunan ruang-ruang rumah tidak banyak berbeda dengan rumah tradisional.
Ketiga aspek kognitif, normatif, dan afektif tersebut merupakan tindakan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan secara konkret satu sama lain.
4.Kompisisi Sosial
Gaya hidup dan banguan rumah indis pada tingkat awal cendrung banyak bercirikan budaya Belanda. Pengaruh kebudayan Belanda lambat laun main berkurang, terutama setelah pendatang baru dari Belanda memilki semakin banyak keturunan dari penikahan dengan bangsa Jawa. Runtuhnya Hindia Belanda ke tangan bala tentara jepang dalam perang Dunia II pada 1942, disusul pada revolusi pada 1945, tidak mebuat peradaban Indis runtuh. Pada masa kekuasaan Hindia Belanda kehidupan masyarakat Indis tergolong makmur. Namun,pada masa pendudukan Jepang,kehidupan mereka jadi merana.
B.Kebudayaan Indis
Pada masa awal kehadirannya di Nusantara, peradaban belanda mendominasi kebuyaan Indonesia. Peran para cendikiawan dalam mengembangkan kebudayan Indis sangat besar dalam bidang pendidikan,teknologi, dan transportasi,khususnya setelah politik liberal dijalankan oelh pemerintahaan kolonial.Sebelum beladna hadir,masyarakat jawa sudah mengenal teknologi dengan cukup baik.Hal tersebut tampak dari arsitektur rumah mereka yang berelemen kayu,bangunan candi yang berelemn batu alam atau bata dan alat alat lainnya.Dalam arkeologi,perubhaan budaya (cultural change) dapat diamati melalui kebudayaan meterial yang di pengaruhi berbgagai hal, yaitu inovasi,terknologi,perubahan fungsi,ideologi serta keretivitas atau kebebasan. Ini adalah beberapa unsur universal budaya :
1. Bahasa, sejak akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-20,bahasa Melayu pasar mulai berbaur dengan bahasa beland.Bahasa hasil campuran orang-orang Belanda dengan orang Jawa ini lazim disebut bahas peotjuk atau petjoek, terutama sebelum Perang Dunia II di semarang, Jawa Tengah dan sekelilingnya.Kehadairan bangsa Belanda di Indonesia yang di lanjutkan dengan percampuran darah dan budaya memunculkan sekelompok masyarakat yang berdarah campuran.
2. Kelengkapan Hidup , yang dimaksdu kelengkapan hidup yaitu, rumah tinggal, kelengkapan rumah tangga, pakaian, senjata, alat produksi, alat transportasi.
3. Mata pencarian hidup, Abad ke-18 dan ke-19 merupakan zaman keemasan penjajahan dunia (imperialisme dan kolonisme), demikian juga dengan VOC.VOC mencapai puncak kejayaannya setelah pemerintahaan Belanda memperkokoh kekuasaannya di Nusantara.Mereka mengutamakn dalam sektor perdagangan.Pemerintahan Belanda meneruskan sistem eksploitasi dan monopoli setelah mengambilalih usaha VOC.
4. Pendidikan dan pengajaran, Lazim dalam pandangan masyarakat tradisional orang yang berusia lanjut memilki pengalaman yang luas.hal itu di sebabkan oleh akumulasi pengalaman yang dilihat dan didengar. Pada keluargaa bangsawan dan priyayi Jawa, anak anak diasuh oleh para pembantu (disebut emban).Pendidikan umum adalah alat penting untuk melatih sesorang agar dapdat memegang suatu posisi jabatan dalam status di masyarakat.
5. Kesenian, Kemampuan dan kemahiran berkesenian pada suku Jawa sudah sangat tinggi sebelum bangsa Eropa hadir di Nusantara, baik dalam seni pertunjukan maupun seni rupa.Krida Beksa Wirama di yogyakarta yang didirikan oleh Pangeran Suryadiningrat dan Pengeran Tejo Kusumo pada 1916 ternyata sduah labih dulu mebuka sekolah tari dan musik gamelan.
6. Ilmu Pengetahuan dan Kemewahan Gaya Hidup :
1.Peran Penghuni dan Pemilik Pesanggrahan
2.Pembangunan Rumah Mewah dan Kemewahan Gaya Hidup Indis
3.Pembangunan Rumah Pesanggrahan
7. Religi, Enkulturasi adalah suatu proses pembentukan budaya dari dua bentuk kelompok budaya yang berbeda sampai muculnya pranata yang mantap dalam pembahasaan kajian teologi,enkulturasi diartikan sebagai rancang bangun teologi lokal.Proses rnkulturasi ditandai oleh adanya pengenalan lingkungan sosial,penyusian adat, serta terjalinnya relasi atau hubungan dalam interaksi sosial budaya.

Bab III
Gaya Hidup Masyarakat Indis
Pendekatan kultur historis sangat membantu untuk lebih memahami peradapan masyarakat indis, termaksud gaya hidupnya pembangunan rumah tinggal di benteng Batavia makin banyak karena keamanan di luar tembok benteng semakin aman dari amuk dan serangan para penguasa pribumi. Rumah-rumah mewah (landhiuzen) milik para pejabat tinggi VOC adalah tempat awal berkembangnya kebudayaan indis. Kehidupan mewah dan boros akibat keberasilan di bidang ekonomi di sebabkan oleh adanya segolongan masarakat indis di Batavia. Khususnya mengacu pada kehidupan para petinggi di weltevrendensementara, itu para pejabat bawah di kota-kota besar jawa hidup mewah jika di bandikan dengan kihidupan para raja, dan bangsawan jawa. Tanda-tanda kebesaran sebagai lambing status adalah paying sejumlah pengiring, rumah besar dan kepemilikan budak, di tiru dari kehidupan dan gaya hidup kraton para raja dan bangsawan jawa salah satu faktor yang menjadi petunjuk utama status seseorang adalah gaya hidupnya yaitu berupa catatan cara, adat istiadat, serta kebiasaan berperilaku dan mental sebagai ciri-ciri golongan sosial indis. Berikut ini di bahas gaya hidup kelompok masarakat pendukung kebudayaan indis yang terdiri atas pejabat VOC dan pejabat pemerintahan hindia belanda, serta kalangan pegawai swasta berserta anak keturunanya, gaya hidup masarakat indis dapat di ikuti dan lebih di pahami oleh berita tertulis berupa buah karya musafir, rohaniwah dan penelitian alam. Selain karya tulis, terdapat karya seniman berupa sketsa dan seni lukis yang memperkaya dan mengisi celah-celah kekurangan berita tertulis, untuk mengungkapan lebih luas tentang gaya hidup indis, berita karya tertulis buah tangan orang – orang belanda yang datang di nusantara sampai dengan runtuhnya kekuasaan hindia belanda sangaat lah berharga. Buku harian pelaut surat dan catatan perjalanan musafir. Hasil kaya sasterawan tersebut dalam bahasa belanda di sebut indische belletries. Kemudian para sasterawan menceritakan kepercayaan tentang hal-hal gaib tentang jin, setan, obat-obatan yang menimbulkan jatuh cinta dan sebagainya. Hal-hal tersebut di yakini kebenaranya oleh sebagai masarakat pendukung kebudayaan indis.
A. Rumah tangga dan rumah tinggal indis

Sejak awal kehadiran orang belanda unsure-unsur budaya dan iklim alam sekeliling sudah mempengaruhi orang-orang eropa itu dalam membangun rumah tempat tinggal mereka di jawa,dapat di ketahui tempat tinggal Batavia tidak sepenuhnya tempat seperti berebntuk tempat tinggal rumah belanda kuno di negri , pembuatan rumah Batavia kuno mendapatkan penanganan yang baik dan di kerjakan para ahli yang betul-betul handal dan pandai, pencerminan ciri-ciri yang ada, yaitu dari adanya pencampuran antara seni bangunan barat dengan lingkungan dunia timur yang sangat asing

Ada perbedaan yang sangat menyolok antara rumah- rumah yang di bangun pada masa awal pemerintahan hindia belanda yang terdapat di dalam lingkungan kastil Batavia yang berbeda di luarnya. Kelompok perumahan yang berada di luar kota Batavia di sebut pesanggrahan.

B. Kelengkapan rumah tinggal

Dari peninggalan-peninggalan catatan kuno, boedel beschrivingen, rumah tengah yang terletak di belakang ruang depan di sebut voorhius. Pada dinding ruang ini di gantungkan lukisan lukisan sebagai hiasan, di samping piring-piring hias dan jambanan porselen. Di ruang ini terdapat sebuah kerkstoel, yaitu sebuah kursi untuk kebaktian (kursi gereja ) khususnya untuk nyonya rumah pada dinding ruang tergantung perabotan lain berupa senjata atau alat perang, yaitu senapan, pedang, perasai, tombak dan sebagainya. Setiap penghuni rumah di haruskan menyediakan senjata untuk ikut menjaga keamanan. Dalam zaal di letakan peralatan rumah seperti meja makan lengkap serta almari rempah-rempah dan meja teh.

C. Kehidupan keluarga sehari – hari dalam rumah tangga
Suatu kebiasaan yang umum, di lakukan bangsa pribumi jawa pada pagi hari adalah pergi ke kali, hal demikian sangat termaksud untuk para perempuannya. Kebiasaan seperti ini hanya terlihat jamban terletak di luar rumah. Air di dapan dari sumber air di molenvliet yangt di salurkan lewat pipa, apa bila orang mandi, orang membuka kunci saluran air sehingga air dapat mengalir dan terbuang dari saluran limbah . karena itu orang harus mandi dan berbilas menggunakan air bersihdi ruang ganti baju kleedkmertje . Ada juga yang di sebut open basin yaitu tempat kamar mandi yang seluruhnya terbuka atap, di kelilingi dengan teras mengarah ke kali. Kamr mandi yang terletak di dalam rumah sudah terkenal orang pada 1870, tentu saja masih berbentuk sederhana. Pada sisi belakang ruang terdapat washuys, di situ terletak sebuah waschbalie of bad, yaitu sebuah tong besar untuk mandi dengan gayung.
D. Daur hidup dan gaya hidup mewah
Daur hidup atau life cycle adalah suatu rangkaian dalam perkembangan ke hidupan seseorang untuk kembali ke status aslinya dari satu tingkat ketingkat berikudnya . ada tiga peristiwa pentingdalam daur kehidupan manusia yaitu kelahiran , perkawinandan kematian.
Ketiga upacar itu memiliki tujuan masing-masing, upacara kelahiran di langsungkan untuk menyambut kelahiran anggota banru, dalam suatu keluarga , seluruh angota keluarga berharap si upik slalu dalam mkeadaan sehat dan selamat, upacara perkawinan di selenggarakan dengan mewah dengan harapan perkawinan yang baru di jalan ke dua mempelai berlangsung dengan penuh keselamatan

1. Upacara kelahiran
Kelahiran angota baru dalam keluarga lazim di rayakan sengan berbagai upacara.sebelum melahirkan, keluarga indis yang mampu sudah menyiapkan baju kanak – kanak , ranjang untuk si bayi, kelengkapan persalinan dan ruang tidur bagi si upik.
Pada 1815 gereja – gereja di penuhi oleh orang tua yang membawa anak bayinya unntuk di baptis tidak jelas mengapa tapada tahun tersebut begitu banyak pembatisan utuk bayi sehingga menyibukkan pendeta.apakah akibatnyabanyaknya bayi yang di lahirkan atau kesadaran beragama yang meningkat? Hal tersebut belum terjawab, banyak peraturan yang di berlakukan utuk mendapatkan pengesahan perwakilan seorang.sahnya perwakilan untuk mendapatkan pengesahan perwakilan seorang .
2. Upacara pernikahan
Pernikahan memrlukan biaya lebh besar di bandingkan dengan upacara kelahiran . sebelum akad nikah berlangsung, calon pengatin laki- laki menggantukan sebuah mah kota kecil di depan rumah atau kantornyauntuk menyertai upacara pernikahan di gereja, kedua calon mempelai memilih tema untuk menjadi seorang kroonjonker dan seorang kroonmeisje sebagai pembawa mahkota. Nenerapa minggu sebelim akad nikah , ke dua mempelai mengadakan resepsi yang di hadiri oleh teman- temannya dekatnya,pada saat ini stroojonker dan stroomeisje itu pula yang bertugas menabur bunga pasa saat hari pernikahan.

3. Upacara kematian
Upacara daur hidup yang ke 3 adalah upacara kematian. Upacara kematian di selenggarakan dengan mewah dan menelan biaya sangat besar, upacara kematian untuk pejabat voc atau pemerintahan hindia belanda memerlikan pengerahan banyaak tenaga dan pemikiran berbagai pihak.pengarahan di lakukan oleh banyak pihak, mulai darikeluarga, rohanian,pejabat sipil,militersampai serdadu dan pemikul serdadu dan pemikul zenajah atau penggalih kubur,pada masa kejayaan voc dan pemerintahan hindia belanda, upacara yang berhubungan dengan kematian seseorang pejabat tinggi, justru merupakan ajang pamer kemewahan, kebesaran dan kemegahan.
.

BAB IV
LINGKUNGAN PEMUKIMAN MASYARAKAT EROPA, INDIS dan PRIBUMI
A. Sumber- sumber tentang Pola Lingkungan Pemukiman
Pola pemukiman, bentuk rumah tinggal tradisional dan bangunan rumah tinggal gaya Indis tercatat dalam berbagai sumber. Sumber yang paling banyak adalah berita tertulis buah karya orang Jawa, Belanda (Eropa) serta orang asing lainnya.
1. Berita dari Karya Tulis
Berita tertulis tentang wilayah pemukiman yang kemudian berkembang menjadi kota, sudah lama dikenal sebelum abad ke-19. Dalam disertasi F.A. Soetjipto tentang kota- kota pantai di sekitar Selat Madura terdapat informasi tentang sumber- sumber berita tertulis Pribumi, antara lain berupa babad, kidung maupun serat, baik yang masih berupa manuskrip maupun yang sudah dicetak dengan jumlah cukup banyak. Karya- karya tulis ini banyak ditulis di daerah pantai (pesisir) dan pedalaman Pulau Jawa.
Manuskrip tersebut antara lain Babad Negeri Semarang, Babad Tuban, Babad Gresik, Babad Blambangan, Babad Kitho Pasoeroean, Babad Lumajang dan Babad Banten.Yang berupa cerita perjalanan antara lain adalah perjalanan R.M. Poerwolelono.
2. Karya Berupa Fotografi
Karya berupa fotografi sangat banyak tersimpan di Gedung KITLV Leiden dan berbagai museum di Belanda. Menurut Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia di Pejaten (Jakarta), disebut oleh direkturnya, tersimpan tidak kurang dari 1.000.600 buah foto dari masa sebelum Perang Dunia II.
Baru pada abad ke-19 dikirim ara pelukis yang khusus melukis segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Misalnya, Junghuhn melukis berbagai jenis tumbuh- tumbuhan, Rumphius melukis berbagai jenis binatang darat dan laut, dan Bemenllen melukis tentang alam.
kegiatan melukis ini juga dilakukan atas dorongan Heeren Zeventien yang mengaskan para pejabat untuk memperdalam ilmu pengetahuan, seperti ilmu bangunan dan ilmu tentang batu- batu mulia. Hal seperti ini juga dilakukan oleh si seniman sebagai pekerja yang dikontrak. Kegiatan pasar di Banten dilukis oleh awak kapal yang mengikuti peralanan pertama ke Nusantara. Di dalam buku Van den Berg, Geschiedenis van Nederlandsch Indie (KIL II Jost Van Vondel, Amsterdam, 1938), ada lukisan yang menggambarkan kegiatan pasar pada pagi hari dengan los- los pasar di luar kota Banten. Berbagai suku bangsa yang berbelanja di sini, antara lain bangsa Portugis, Arab, Cina, Turki, Birma, Belgia, Benggala, Gujarat dan lain- lain.
B. Mengamati Seni Bangunan Rumah dari Hasil Karya Seni Lukis, Pahat, Foto dan Karya Sastera
Mengenal kembali suatu hasil seni bangunan rumah dari masa silam yang umumnya sudah rusak merupakan hal yang menarik. Menarik karena materialnya yang lapuk dimakan zaman, diubah bentuknya atau dirombak karena tidak sesuai lagi dengan selera zaman, kecuali dari bangunan aslinya atau reruntuhan yang ada, dapat pula melalui benda- benda lain.
Melalui karya seni lukis foto gravir, relief dan karya sastera, kini orang dapat mengetahui hasil seni bangunan rumah dan perabotan milik bangsa Belanda dan anak keturunannya di Indonesia. Karya tulis dengan tambahan tulisan itu memperjelas berita tentang kehidupan dan gaya hidupmasyarakat pada zamannya. Dalam seni lukis abad ke-17 sampai abad ke-19, sedikit sekali kemungkinan para pelukis memalsukan objek yang dilukis. Pendapat ini didasarkan atas beberapa alasan.
Pertama, para pelukis naturalis yang hidup ada abad ke-17 sampai abad ke-19 adalah pengikut yang terpengaruh oleh gaya periode Renaisans dan Barok. Pada masa itu “naturalisme” dan “akademisme” hidup dengan subur di kalangan seniman lukis Eropa. Sehingga dengan demikian, hasil karya lukis dari zaman itu bernilai setara dengan hasil pemotretan dengan foto kamera pada abad ke-20.
Kedua, beberapa penulis dan pelukis lazim menggambar bangunan rumah serta pemandangan alam sekitarnya, misalnya rumah milik Groeneveld di Tanjung Timur (dilukiskan keindahannya oleh penulis Johannes Oliver dan Roorda van Eysinga). Terdapat lukisan rumah milik Reiner de Klerek di Molenvliet (sekarang Jalan Gajah Mada Jakarta) karya Willebrands, yang menggambarkan rumah ini dari arah belakang.
Ketiga, terdapat adanya suatu kebiasaan para pembesar zaman VOC dan Hindia Belanda, terutama para gubernur jenderal di Batavia dan para bangsawan kaya, meminta seniman melukis rumah tempat tinggal dan keluarga mereka sebagai kebanggaan atau kenang- kenangan keluarga.
Salah satu pelukis Belanda yang paling banyak melukis seni bangunan gaya Indis, salah satunya ialah J. Rach. Rach banyak melukis bangunan kota dan benteng serta rumah orang- orang terkemuka di Batavia dan kota- kota pantai di Jawa. Rumah- rumah pembesar yang dilukiskan antara lain rumah Willem Arnold Alting di Gunungsari (waktu itu menjabat sebagai direktur jenderal 1771-1780) dan rumah Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra di Weltervreden.
Lukisan rumah Reinier de Klerck karya Rach, khususnya yang dilukis berwarna, menunjukkan bahwa di halaman depan rumah terdapat taman dengan bunga- bunga yang indah. Pada sisi bawah lukisan ini tertulis “John’s Rach pinxit 1764”. Yang menarik sebagai hiasan bingkai lukisan adalah gambar lambang keluarga berupa perisai dan senjata Dewa Neptunus, yaitu berupa tombak bergigi tiga serta tongkat dari Mercurius.
Ada beberapa hasil lukisan berupa bangunan pesanggrahan karya pelukis- pelukis Belanda terkemuka lainnya, antara lain Andreas atau Andries Beeckman. Ia adalah seorang pelukis yang banyak melukis objek-objek di Zoetphen Belanda pada 1651, yang disebut juga schilder tot Deventer.
Pelukis terbagus dari abad ke-17 yaitu Jacob Jansen Coeman kelahiran Amsterdam, ia datang ke Indonesia pada 1663. Ia kawin tahun 1670 dengan Cornelia van Rijn, putri pelukis Rembrandt van Rijn dan Hendrickje Stoffles.
Pieter van den Boeche melukis Batavia in Vogelvlucht. Ia datang ke Batavia 19 Juni 1692 waktu kota dan benteng dikepung oleh 10.000 tentara Mataram. Andrian Mindem merupakan seorang pengikut mazhab Leiden (Leidsche Schilder School) yang juga terkenal melukis dan mengabadikan tokoh- tokoh Batavia, yaitu para gubernur jenderal dan keluarganya.
Sumber- sumber berita tentang seni bangunan dari hasil karya pelukis Indonesia sebelum Perang Dunia I antara lain karya Raden Saleh yang melukis Istana Bogor dan rumah Residen Kedu, di Magelang. Pada 1908 pernah diadakan pameran hasil- hasil lukisan untuk orang- orang yang tinggal di Hindia Belanda yang diadakan di Batavia oleh Delettanten Tentoonstelling.
C. Pola Pemukiman Masyarakat Indis di Kota, Provinsi dan Kabupaten di Jawa
Pengertian kota dan macam-macam jenis kota sudah ditulis oleh beberapa sarjana. Yang menarik ialah karya tulis Peter J.M. Nas yang membahas tentang kota yang di bedakannya dalam empat macam, yaitu; (1) kota awal Indonesia; (2) kota Indis; (3) kota Kolonial; dan (4) kota modern. Kota awal Indonesia disebut memiliki struktur yang jelas mencerminkan tatanan kosmologis dengan pola- pola sosial- budaya yang dibedakan dalam dua tipe, yaitu; (a) kota- kota pedalaman dengan ciri- ciri tradisional- religius, dan (b) kota- kota pantai yang berdasarkan pada kegiatan perdagangan, misalnya kota Indis Semarang.
Budaya Indis yang berkembang subur pada abad ke-18 sampai abad ke-19, dan berpusat di wilayah- wilayah tanah partikelir (particuliere-landerijen) dan di lingkungan Indische Landhuizen. Pada permulaan abad ke-20 kebudayaan ini digeser ke arah urban life seiring dengan hilangna pusat-pusat kehiduan tersebut.
Ketika Landhuizen banyak dijual kepada orang-orang Cina dan tanah partikelir (particuliere-landerijen) banyak lahan berubah menjadi perkebunan- perkebunan di sekitar Batavia. Dan ketika pemilikan budak tidak lagi dibenarkan oleh hukum, ciri Indis berkembang memancar dalam kehidupan kota sebagai bagian dari urban culture kota kolonial.
Ada tiga ciri yang harus diperhatikan untuk dapat memahami struktur ruang lingkup sosial kota kolonial, yaitu budaya, teknologi dan struktur kekuasaan kolonial. Kota- kota besar seperti Batavia, Semarang, Surabaya dan Bandung harus ditelaah dari keterkaitan erat ketiga dimensi tersebut. Kota- kota di Jawa sampai dengan abad ke-18 tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Seiring berjalannya waktu, terdapat berbagai pengaruh budaya asing, termasuk bahan material yang digunakan. Di berbagai daerah di Jawa masih banyak ditemukan bentuk gaya asli, bahan terdapat suatu kesatuan dalam gaya bangunan, seerti contoh berikut ini.
(1)Yang paling sederhana adalah bangunan cungkup kuburan Jawa, yang
selalu terletak di tempat terpencil (kiwa)
(2)Tradisi bangunan rumah tempat tinggal Jawa, termasuk yang berada di dalam kota, mencoba menyesuaikan dengan alam sekeliling sebagai latarbelakang.
(3)Mereka tahu dan mengerti tentang adanya temat- tempat keramat atau yang sangat ideal bagi hidup mereka di desa, seperti pancuran- pancuran air dan sumber mata air.
(4)Gambaran monumental sesuai dengan gambaran ide keindahan sebuah lingkungan kota lama di Jawa dapat diamati di kota Yogyakarta.
Sejak zaman kuno, pusat kegiatan ekonomi di Pulau Jawa adalah pasar, yang sekaligu berfungsi sebagai pusat transaksi antarwilayah sekitarnya. Kompleks pasar antarwilayah terdiri dari beberapa ruangan terbuka memanjang (disebut bango atau los). Di luar kompleks pasar terdapat pertokoan yang lebih dikenal sebagai sebutan pecinan sekaligus merupakan tempat bermukim masyarakat golongan Cina.
Di samping kelompok permukiman Cina terdapat kompleks kelompok permukiman orang Timur asing lainnya, seperti orang Arab atau Keling. Mereka tinggal tidak jauh dari pasar karena pada umumnya mereka juga mempunyai kegiatan berdagang seperti menjual batu aji dan kain atau wuker (pinjam- meminjam uang berbunga).
Di Pasuruan, orang-orang Cina tinggal di Pecinan, sementara Pribumi tinggal di kampung-kampung yang berpenduduk padat. Permukiman dan tempat tinggal penduduk di Kepulauan Hindia Belanda terbagi sesuai dengan golongan dan kebangsaanya. Ada empat golongan kebangsaan, yaitu :
1.Anak negeri atau bangsa Pribumi
2.Orang yang disamakan dengan anak negeri ( sesuai dengan Sjart Pemerintah Hindia Belanda pasal 109 )
3.Orang Eropa
4.Orang yang disamakan dengan bangsa Eropa ( gelijk gesteld ).

D.Upaya Mencukupi Kebutuhan Perumahan Kota
Perkembangan dan perluasan kota- kota besar di Jawa dan diberbagai tempat menimbulkan kekurangan rumah tempat tinggal bagi penduduk kota. Hal demikian tidak dapat dibiyarkan begitu saja oleh pemerintah. Berbagai upaya masyarakat pun dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Pada beberapa kota didirikan pengusahaan tanah oleh pemerintah kotapraja (Gemeentelliijke Grondbedrijf).
Pada 1930 Perkarangan dan ukuran rumah dibuat sesuai dengan keperluan, dan dengan pertimbangan, antara lain ( a ) makin mahalnya harga tanah dan material, ( b ) orang mulai menyukai hal-hal yang praktis dan memenuhi segala keperluan dan selera, golongan masyarakat Indis meniru gaya hidup seperti cara hidup panutan masyarakat Indis, yaitu orang Eropa, (c) susunan keluarga inti dianggap lebih penting sehingga mempersempit keluargaa diluar keluarga inti untuk ngenger, ngindung, magersari dsb, dan (d) karena kelarga Indis kebanyakan adalah pegawai pemerintah yang kemungkinan besar sering dipindah kelain kota, atau karena promosi jabatan dan terbukanya kenaikan karir. Akibatnya, orang lebih suka membuat rumah sesuai dengan kebutuhan.
E.Penggunaan Unsur Seni Tradisional dalam Rumah Gaya Indis
Upaya untuk mewujudkan penggunaan unsur-unsur seni bangunan tradisional (khususnya Jawa) telah dilontarkan oleh seorang penulis dengan nama samaran Reflector di dalam Indisch Bouwkundig Tijdschrift (Agustus, 1907: 143). Reflector mengutip dari harian De Locomotif, terbitan 30 Juli 1907. Ia menyebutkan, Ch. Meyll bertutur bahwa pada arsitek Inggris di India berhasil dalam ciptaan- ciptaannya dengan mendapat ilham dan mencontoh arsitektur tradisional Pribumi India yang ada di sekeliling mereka, yang mereka lihat setia hari. Pada 1890, Kolonel Genie dan S.S. Jacob C.I.E; dengan bantuan Maharaja Jaipur, menerbitkan gambar- gambar karya seni dan ilmu bangunan sebanyak 374 lembar yang sangat berharga, berjudul Indian Architectural Details.
Dengan memperhatikan tulisan Reflector dalam Inidisch Bouwundik Tijdschrist (1607) ini, tampak kecenderungan adanya kelompok pakar ahli bangunan di Hindia Belanda yang menginginkan penggunaan unsur budaya tradisional Jawa dalam penciptaan seni bangunan.

Bab V
Ragam Hias Rumah Tinggal
Arsitektur rumah tinggal merupakan suatu bentuk kebudayaan. Arsitektur sendiri dianggap sebagai perpaduan antara karya seni dan pengetahuan tentang bangunan. Dengan demikian arsitektur membicarakan berbagai aspek tentang keindahan dan konstruksi bangunan. Marcus Vitruvius Pollio adalah orang yang pertama kali mencetuskan konsep ini, yaitu pada abad pertama sebelum masehi, ia peroleh pengetahuan dari nenek moyangnya yaitu bangsa Romawi. Karyanya berjudul De Architectura Libri Dacem diduga telah mengilhami banyak orang. Gerakan Renaisans, yang lahir pada awal abad ke -15, menggugah banyak orang untuk meneliti dan mempelajari teori-teori arsitektur dan kebudayaan Yunani-Romawi kuno. Beruntunglah bahwa kemudian Pagio Braccioli menemuka manuskrip asli Vitruvius tersebut di Perpustakaan Saint Gall Monestry pada 1414, kemudian manuskrip tersebut diserahkan kepada Leone Batista Alberti, seorang ahli sastra dan budaya klasik yunani. Alberti kemudian menulis kitab dengan judul De Re Aediri Catoria yang terbit pada 1485 sebagai karya Posthumous di Florence. Kitab dan pengetahuan ini kemudian diteruskan oleh Giocomo Barozi dan Vignola ( 1564 ) hingga akhirnya buku itu dipakai sebagai pedoman arsitektur selama beberapa abad. Lalu, isi dari buku-buku ini dikembangkan dan menjadi sangat terkenal oleh Andrea Palladio pada abad ke-16, kitab B.
Menurut Marcus Vitrusvius Pallio, tiga unsur yang merupakan faktor dasar dalam arsitektur yaitu : (a) kenyamanan ( convenience ); (b) kekuatan atau kekukuhan ( strength ); dan keindahan ( beauty ). Ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan selalu hadir dalam struktur bangunan yang serasi dan merupakn dasar penciptaan arsitektur yang memiliki estetika maka dari itu seorang arsitektur yang arif tidak akan melupakan ketiga faktor tersebut. Sebuah bangunan selayaknya dapat dinilai dari segi keindahan, kenyamanan, serta keselamatan bagi penghuninya. Layaknya seniman pemahat patung, seorang arsitek juga menciptakan karya tiga dimensi dan salah satu elemen dalam dunia arsitektur adalah ornamen atau ragam hias. Sebagian orang berpendapat bahwa yang paling penting dari suatu bangunan adalah kenyamanan, sedangkan karya seni tidak harus berhubungan dengan fungsi dan kepentingan kehidupan sehari-hari melainkan mementingkan aspek keindahan, misalnya yang dapat dilihat pada karya patung, sastra, atau musik. Dengan demikian pandangan ini menyiratkan bahwa seni bangunan tidak termasuk dalam karya seni secara umum.
Pada saat zaman dulu ( purba ), orang melukiskan sesuatu secara naturalistik karena segala sesuatu dihubungkan dengan kepercayaan, mereka mengartikan ragam hias secara simbolik dan akhirnya saat zaman telah berubah, ragam hias ini tidak lagi dimengerti dan saat ini ragam hias semacam itu ditiadakan.
Bart Van der Leck didalam tulisannya bejudul The Place of Modern Painting in Artchitecture, berpendapat bahwa pada suatu waktu, seni lukis terpisah dengan sendirinya dari arsitektur dan berkembang dengan bebas. Hal ini terjadi karena berkat adanya eksperimen atau percobaan-percobaan yang akan meniadakan sesuatu yang tidak alami dan menjauhkan diri dari ide-ide lama, walaupun hal semacam ini membutuhkan adanya perencanaan dan penuangan berbagai keinginan, yang akhirnya selalu menghendaki adanya kemudahan sebagai rencana yang praktis, yang dapat dicipta oleh arsitek. Berikut ini penjelasan lima indikasi seni bangunan dan seni lukis. Pertama, seni lukis modern adalah karya seni yang meninggalkan naturalisme yang terdapat pada seni plastis ( pahat patung ), seni ini bertolak belkang dengan bentuk plastis yang terdapat pada arsitektur yang naturalis. Kedua, seni lukis modern bersifat bebas, terbuka, dan berlawanan dengan seni arsitektur,sebab arsitektur cenderung terikat oleh bentuk kebutuhan alami dan lingkunang alam sekelilingnya. Ketiga, seni lukis modern penuh dengan warna-warna dan bidang yang bertolak belakang dengan arsitektur yang tidak banyak menggunakan warna-warni seperti karya lukis. Keempat, seni lukis modern meliputi proses penciptaan bentuk plastis pada bidang datar, yang menghasilkan sesuatu yang kontras dengan permukaan bidang dataryang terbatas pada bangunan. Kelima, seni lukis modern memberi bentuk plastis pada bidang datar dengan pertimbangan yang tepat dan imbang ( contrasted with balanced support and weight ).
 Bentuk atap dan hiasan kemuncak
Pembuatan bangunan rumah Jawa tradisional dan hiasannya dari masa awal abad ke-20, terdapat suatu keganjilan apabila dibandingkan dengan bagaimana masyarakat yang tinggal di pulau sekitarnya, yaitu Bali dan Sumatera terutama dalam hal mendirikan rumah. Ada kesan yang mendalam bahwa dalam mendirikan rumah dan ragam hiasannya, ornag Jawa kian jarang menghias bangunan rumahnya apabila dibandingkan dengan orang sumatera. Orang Sumatera membangun rumah dari bahan kayu dan orang Bali membangun rumahnya dari bahan tanah liat yang dijemur atau dengan batu bata. Hal ini menjadi lebih jelas apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa di Pulau Jawa terdapat bangunan-bangunan kuno ( purbakala ) dari batu andesit yang megah, seperti Candi Borobudur, Prambanan dan sebagainya yang juga mempunyai relief yang sangat kaya. Jelaslah bahwa di Jawa terdapat suatu kemunduran dalam membangun dan menghias rumah tinggal. Memang, ada juga beberapa peninggalan berupa bangunan rumah tinggal yang bagus seperti di Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Kudus, Jepara yang seluruhnya terbuat dari kayu jati dengan bagian-bagiannya yang dipahat sangat bagus. Di Banten, menurut kesaksian orang-orang Belanda yang datang pada 1538, disebutkan bahwa dari peninggalan rumah kuno di Kotagede ( Pasar Gede ), Yogyakarta dan Laweyan di Solo, orang mendapatkan rumah dari batu bata yang dibuat kasar dan jelek dengan lorong-lorong sempit sehingga orang berjalan diantara dinding-dindingrumah dari tembok. Demikian juga halnya di Kedu dan Temanggung, rumah-rumah semuanya terbuat dari bongkahan batu atau bata dengan perekat yang dikeringkan oleh matahari ( semacam bangunan rumah di Bali ).
Di Jawa Barat keadaanya lebuih bagus, rumah-rumah dibangun dengan batang-batang tiang kayu yang berdiri atas batu alam atau batubara, lantainya ada yang dibuat diatas tiang kayu dengan lantai papan-papan kayu, sedangkan atapnya dari ijuk dan dindingnya dari bambu. Namun, rumah di Jawa Barat ini masih patut disebut rumah, sementara di Jawa Timur dan Jawa Tengah bangunan rumah rakyat jauh lebih sederhana. Hanya di pusat-pusat pemerintahan atau tempat keramaianlah terdapat rumah batu. Perbedaan yang mencolok ini dapa disebabkan oleh keberuntungan atau kesejahteraan hidup orang Cina atau Arab dan dapat juga disebabkan oleh penjajahan dan pengisapan habis-habisan oleh penjajah. Yang jelas, rumah orang Arab atau Cina lebih terpelihara dan dengan perabotan yang baik sebagai kelengkapannya serta terdapat ruang-ruang pribadi ( eigondommen ). Rouffaer berpendapat, bahwa untuk wilayah Jawa Tengah, kayu jatilah yang terbaik karena material kayu ( khususnya kayu jati ) adalah yang terbagus dan banyak terdapat di Jawa Tengah, disamping itu kayu sangat cocok dan sangat baik untuk daerah tropis, serta sangat baik untuk mengantisipasi gempa bumi. Rouffaer juga mengatakan bangunan dengan perekat ( leembouw ) yang terdapat di Jawa dan Bali diajarkan oleh orang Hindu, sebenarnya bangunan seperti itu lebih tepat untuk daerah beriklim kering.
Pada abad ke-19 tidak hanya bidang seni yang menonjol dalam bidang arsitekur, ilmu teknik juga sangat berperan. Masa itu juga dianggap sebagai masa menuju “periode peralihan”, yaitu sebagai gaya tiruan atau gaya imitasi, yang sampai dengan akhir abad ke-19 belum juga berakhir.
 Hiasan Kemuncak Tadhah Angin dan Sisi Depan Rumah
Di Indonesia, khususnya Jawa, hiasan di bagian atap rumah kurang mendapat perhatian, kecuali pada bangunan-bangunan peribadatan ( masjid, gereja, pura, dan candi ). Pada bangunan rumah Eropa, hiasan kemuncak mendapat perhatian dan mempunyai arti tersendiri, baik dari sudut keindahan, status sosial maupun kepercayaan. Banyak penduduk di Demak, Jawa Tengah, pada hubungan atapnya terdapat hiasan berupa deretan lempeng teracotta yang diwujudkan seperti gambar tokoh-tokoh wayang, berderet-deret ( Jawa: disimping atau hanya melukiskan tumbuh-tumbuhan) dengan gambar gunungan tepat di tengah-tengah, masing-masing lempengan teracotta tersebut dihiasi dengan mozaik pecahan cermin, sehingga disiang hari dapat memantulkan sinar yang gemerlap sehingga hiasan atap rumah-rumah di Kota Demak jelas memiliki arti simbolik. Rumah-rumah Minangkabau berkemuncak seperti tanduk kerbau di samping hiasan pahatan pada bagian-bagian dindingnya seperti halnya rumah Batak Karo sementara itu rumah Sa’ dan Toraja di Sulawesi penuh dengan pahatan pada serambi depan dengan perwujudan kepala kerbau sebagai hiasan utama, karena kerbau merupakan binatang keramat pada masa sudah mengenal kerbau sebagai binatang ternak, serta memujanya sebagai binatang keramat yang mengartikan lambang kesuburan tanah dan juga sebagai pengusir roh jahat.
Kehadiran bangsa-bangsa Eropa di Indonesia sejak awal abad ke-16 mempengaruhi berbagai unsur kebudayaan, di antaranya juga dalam hal hiasan kemuncak bangunan rumah. Dulu di Belanda banyak rumah-rumah penduduk pada atapnya diletakkan wind wijzer ( penunjuk arah angin ) yang juga berfungsi sebagai hiasan rumah. Washington Irving menulis tentang Nieuw Amsterdam di dalam A History of New Netherland menyebutkan bahwa pada setiap rumah di sini ada weerham yang seringkali pada tiap rumah menunjukkan ke arah yang berbeda. Pada abad pertengahan tidak semua orang dapat dengan sekehendak hati membuat windvaan karena ada ketentuan-ketentuan tertentu oleh penguasa, baik tentang bentuk maupun perwujudannya. Pada abad ke-15, bangsawan-bangsawan tinggi menggunakan windvaan sebagai hiasan mahkota ( kroon ). Windvaan umumnya terbuat dari logam dengan warna-warna menyala yang dapat terlihat dari kejauhan, tetapi ada pula yang menaruh hiasan berwarna keperakan dan pada sisi sudut persegi empat diisi dengan hiasan rozet namun lebih lazimnya diisi dengan lambang keluarga pemiliknya. Di Eropa sekarang, khususnya di negri Belanda, hiasan kemuncak yang berupa penunjuk arah angin dengan bermacam-macam bentuknya seringkali menunjukkan macam usaha atau pekerjaan pemiliknya, misalnya bentuk jantera alat pintal ( roda alat tenun ) terdapat di Kota Leren, gambar bajak ( alat untuk membajak tanah ) pada kemuncak gudang gandum di dekat Groningen, alat pencukur diatas rumah tukang cukur ( di Maastricth), sebuah sepatu besar diatas toko sepatu di Utrechtse Straat 48, Amsterdam, dan para pelaut sering menggunakan penunjuk arah angin dengan lukisan perahu penangkap ikan dan perahu Viking ( di Rotterdam ). Lukisan pada kemuncak rumah-rumah penduduk tersebut sudah barang tentu merupakan usaha pemiliknya untuk memperindah bangunan.
Di Rusia, dulu ayam jantan digunakan sebagai lambang, konon berfungsi sebagai binatang korban untuk pendirian sebuah bangunan, ayam jantan tersebut ditanam dalam lantai dibawah pintu masuk atau pintu darurat yang berfungsi sebagai pelindung. Hal itu dilakukan dengan maksud agar mereka mendapat perlindungan dari dewa-dewa dari segala gangguan dan marabahaya. Di dalam prasasti Jawa Kuno sering terbaca kalimat “aneteh ayam,mabantingaken hantiga” dalam rangka upacara pendirian sebuah bangunan candi di Jawa. Sampai sekarang masih banyak dipersoalkan mengapa lukisan ayam jantan justru banyak digunakan untuk menghias kemuncak menara-menara gereja. Hiasan kemuncak dengan bagian sisi depan rumah gaya Indis di Jawa tidak terlalu banyak digunakan, baik pada bangunan di kota maupun rumah di pegunungan dan pedesaan. Hal ini berbeda dengan bangunan di Negeri Belanda, yang satu sama lain berlomba untuk jadi unggul dalam hal berlomba menghias mahkota bangunan rumah.
Umumnya rumah gaya Indis beragam hias sederhana, kecuali rumah orang Cina kaya. Seperti rumah-rumah di Eropa, bangunan rumah di Negeri Belanda bagian depan (topgevels) dan kemuncak depan (geveltoppen) mempunyai variasi hiasan yang bermacam-macam. Saat ini umummnya bangunan rumah di Belanda terbuat dari batu, tetapi sampai dengan pertengahan abad ke-15 sebelumnya umumnya rumah terbuat dari kayu tetapi karena sering terjadi kebakaran maka rumah dibuat dari batu. Di Jawa, bentuk semacam ini menjadi ciri umum bangunan gaya Indis awal abad ke-19, gaya bangunan ini banyak diubah dengan menggunakan gaya yang lebih modern dari Eropa yang mutakhir, yaitu bangunan yang tertutup. Bentuk tertutup pada bangunan gaya Indis yang mulai banyak digunakan pada akhir abad ke-20, diduga karena derasnya arus kehadiran orang Eropa untuk menangani perusahaan-perusahaan perkebunan, pelayaran, bank dan sebagainya.
Akhir-akhir ini orang menggunakan sesuatu lambing dari masa kuno yang tetap menarik perhatian dengan tambahan lukisan palang salib, jangkar, dan hati yang disertakan mendampingi lambing-lambang masa kuno ( kafir ). Lambing tolak bala ( afwertaken ) kuno yang lain adalah yang disebut dondere atau heksenbezem, yaitu sebuah hiasan untuk dinding rumah atau tadhah angin juga, yang cara pembuatannya adalah dengan menempelkan batu bata merah pada permukaan dinding yang tidak dilepa. Bagi bangunan rumah gaya Indis di Indonesia, lambing tersebut sudah kehilangan makna sebagai hiasan yang mengandung arti simbolik, tetapi berfungsi hanya sebagai hiasan belaka.
1.Macam-macam hiasan kemuncak dan atap rumah
a.Penunjuk arah tiupan angin ( windwijzer ) disebut juga windvaan, dalam bahasa Prancis disebut girovettes dan apabila dapat berputar-putar disebut wire-wire
b.Hiasan puncak atap ( Nok Acrotorie ) dan cerobong asap semu, hiasan ini terbuat dari daun alang-alang (stroo) sebagai prtotipe, kemudian dalam rumah gaya Indis dibentuk dengan bahan dari semen.
c.Hiasan kemuncak tampak-depan ( Geveltoppen), bentuk segitiga pada depan rumah disebut voorschot itu dihias dengan papan kayu yang dipasang vertical, berhiasan, yang digunakan sampai dengan abad ke-19
d.Ragam hias pasir dari material logam, selain ragam hias pada puncak atau di tadhah angin ( tympanon ) bangunan rumah, ada ragam hias lain yang melengkapi bangunan rumah dari bahan besi, misalnya untuk pagar serambi, kerbil yaitu penyangga atap emper pada bagian depan dan belakang rumah.
2.Ragam Hias pada Tubuh Bangunan (Topgevel)
Selain terdapat di kemuncak (Topgevel) dan Tadhah angin (Timpanon) ragam hias terdapat di bagian tubuh bangunan, hiasan yang berupa ukir Krawangan (a’jour relief ini lazimnya terbuat dari kayu, tetapi pada rumah- rumah mewah yang dihuni pembesar pemerintah kadang terbuat dari logam besi. Ornamen ini mengingatkan kita kepada hiasan bangunan candi di Jawa yang berupa sulur- sulur tumbuhan yang berpangkal pada umbi (bonggol) atau pada jambangan bunga.
Pada bangunan besar seperti istana gubernur Jenderal atau keratin raja- raja Jawa Yogyakarta dan Solo, batang tiang bagian dalamnya (pagelaran, serambi depan dan belakang) dihias dengan gaya Ionia dan Korinthia. Tiang Doria, Ionia, Korinthia banyak digunakan dalam bangunan rumah dewa (kuil) masa Yunani dan Romawi kuno (abad ke-4 SM), kemudian digunakan juga di dalam bangunan- bangunan dari masa Renaisans abad ke-15 di Eropa.

KESIMPULAN
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
Dari seluruh uraian dalam buku ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Kehadiran berbagai bangsa di Kepulauan Nusantara memperkaya kebudayaan Indonesia. Kehadiran bangsa Eropa, khususnya Belanda yang kemudian menjadi penguasa, menimbulkan kebudayaan campuran yang disebut kebudayaan Indis.
Kebudayaan Indis merupakan hasil perpaduan dua kebudayaan, yaitu Indonesia dan Eropa. Kebudayaan campuran ini mencakup ketujuh aspek unsur universal budaya bangsa, seperti yang dimiliki oleh semua bangsa di dunia. Dengan demikian, kebudayaan Indis adalah kebudayaan yang merupakan kepanjangan kebudayaan Indonesia, yang terdiri atas kebudayaan Prasejarah, kebudayaan Hindu-Budha, dan kebudayaan islam di Indonesia. Kebudayaan Indis merupakan produk dari pengaruh kebudayaan Barat, sekaligus bagian dari kebudayaan modern Indonesia. Kebudayaan Indis di Indonesia berakhir sesudah balatentara Jepang mengalahkan penguasa Hindia Belanda pada tahun 1942. Dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan diproklamasikannya Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945, kebudayaan Indis telah berakhir di wilayah Republik Indonesia dan tidak dapat berlanjut seperti kedudukannya semula.
Di negeri Belanda ternyata kebudayaan Indis tetap hidup. Bahkan pada akhir abad ke-20 ini masyarakat keturunan Indo Belanda masih melestarikan gaya hidup Indis. Sebagian dari kebudayaan Indis di Indonesia ada yang tetap hidup di dalam perkembangan kebudayaan Indonesia modern sekarang ini. Banyak orang Belanda dan Indo yang berkeinginan untuk dapat bernostalgiadan melihat kembali Hindia Belanda.
Istilah kebudayaan Indis patut digunakan untuk menandai kebudayaan Indonesia modern yang meliputi rentang waktu sejak kehadiran orang Belanda sampai dengan medio abad ke-20, bersamaan dengan runtuhnya Hindia Belanda tahun 1942. Kebudayaan Indis ada yang secara positif berperan penting dalam perkembangan kebudayaan Indonesia modern, yaitu sistem pendidikan dan seni, kebiasaan menghargai waktu, serta kemajuan bebagai bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Istilah “Indis” yang dirasa berkonotasi sebagai hasil kebudayaan yang rendah dari masa penjajahan tidaklah perlu dirisaukan lagi, sebab Indonesia telah merdeka dan memproklamasikan kemerdekaannya. Selain itu, kerisauan itu tidak perlu karena kebudayaan Indis adalah hasil cipta masyarakat keturunan Indonesia dan Barat (Belanda). Jadi kebudayaan Indis adalah kebudayaan Indonesia juga.
A. Berhubungan dengan Seni Karya Budaya Jasmani
1. Seni bangunan
Sampai akhir abad ke-20, banyak peninggalan seni bangunan gaya Indis yang berupa bangunan rumah tinggal dan juga bangunan banyak yang sudah hancur atau digusur, walaupun masih ada yang tertinggal dan sebagian ada yang berdiri dengan megah dan kokoh. Bangunan – bangunan gaya Indis yang memiliki nilai historis, arkeologis dan estetis serta mewakili zamannya patut dilestarikan, diteliti dan diselamatkan
2. Karya Seni Rupa dan Seni Kerajinan
Barang-barang karya seni rupa gaya Indis yang terdiri dari seni lukis, seni patung dan seni kerajinan tidak banyak menjadi koleksi museum-museum di Indonesia. Akibatnya, cucu bangsa Indonesia kurang mengenal berbagai karya seni dan seni jauhari nenek moyangnya khususnya dari masa abad ke-18 sampai dengan media abad ke-20.
B. Berhubungan dengan Karya Budaya Rohani
Hasil budaya dari masa Hindia Belanda oleh sebagian orang ada yang dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Akan tetapi, sesungguhnya peninggalan budaya yang positif pun cukup banyak. Budaya Indis yang bersifat positif patut diteruskan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia.

SARAN
- Sebaiknya kalimatnya jangan berulang-ulang menggunakan bahasa jangan terlalu baku
- Sebaiknya gambarnya berwarna agar lebih menarik
- Sebaiknya menggunakan kalimat dengan bahasa yang lebih ringan agar memudahkan pembaca memahaminya


DAFTAR PUSTAKA
Soekiman, Djoko.2011.Kebudayaan Indis.Komunitas Bambu:Depok.
staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/11/11/teori-kebudayaan
http://riantiarno.blogspot.com/2010/10/analisis-teori-ahli-antropologi.html



LAMPIRAN
Kegiatan pasar Pribumi

Bangunan rumah pada masa Hindia Belanda


Bangunan sekolah pada masa Hindia Belanda

Istana Lama Gubernur Jenderal di Rijswijk


Alat transportasi pada masa Hindia Belanda


Petrus Albertua van der Parra. Ia merupakan salah satu gubernur jenderal Hindia Belanda yang memiliki rumah yang sangat mewah. (The Dutch Encounter with Asia 1600-1950 (2002:85)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BENCAMA TSUNAMI DI JEPANG DAN DAMPAK PSIKOLOGIS (POST TRAUMATIC STRESS DISORDER)

Sudah kita ketahui sejak awal, bahwa bencana alam tidak dapat ada yang bisa menduga bahwa kejadian itu kapan akan terjadi,sekalipun itu BMKG,dan itu pun hanya memPREDIKSI,karena ini semuanya adalah kehendak ADIKUASA.Populasi di dunia pun sudah meningkat tajam dalam satu abad ini dan banyak pula orang yang hidup di dalam lingkungan yang berbahaya,dan menurut para ahli, tsunami menjadi alat pembunuh manusia yang sangat signifikan dan kejadian alam dapat minumbulkan dampak-dampak psikis terhadap masyarakat tersebut.


Jepang,11-03-11 pukul 14.46 adalah suatu kejadian alam yang tidak bisa di prediksikan,yaitu kejadian alam Tsunami.Kejadian alam ini sedikit nya menelan kurang lebih sekitar 24 ribu korban jiwa dan dan sisanya masih dalam tahap proses pencarian.Ada kekhwatiran jumlah korban tersebut akan menambah lebih banyak lagi.Kejadian alam ini/Tsunami ini berkekuatan 9,0 skala Richter.Dari kejadian ini banyak sekali perusahan-perusahan dalam jepang yang tutup sementara dan akan kemabali lagi bila keadaanya sudah kemabli dalam tahap normal.


Selain dampak secara financial ternyata ada dampak lagi yang mempengaruhi masyarakat tersebut,yaitu dampak Psikologisnya,seperti kecemasan,stress(tiba-tiba orang yang dicintainya hilang begitu saja) dan sebagainya.Dari sedikit dampak psikologis nya dari bencana tersebut, ternyata dampak Post Traumatic Stress Disorder juga di alami masyarakat tersebut.Post Traumatic Strees Disorder sendiri adalah reaksi maldaptif yang bekelanjutan terhadap suatu pengalaman(atau dalam pelajaran dalam psikologi yang biasa kita kenal EMPRIS) traumatis.Pengalaman yang luar biasa yang mencekam,mengerikan dan mengancam jiwa seseorang,seperti peperangan,korban perkosaan dan bencana alam.Biasanya ganguan ini kemungkinan berlangsung berbulan-bulan,bertahun-tahun bahkan bisa sampai seumur hidup.Bagi yang terkena PTSD ini bisanya dia tidak mampu kembali ke fungsinya semula dan terus di cekam oleh pengalaman-pengalaman buruk yang telah individu tersebut dapati.

Mungkin ini gejala-gejala yang akan di alami masyarakat pada ganguan PTSD :

1.Flashbacks,yaitu individu selalu mengingat atau terbayang dalam benaknya bahwa kejadian yang mereka alami akan terjadi lagi kepadanya.
2.Tubuh akan sesak nafas atau keluar keringat sengat teringat kejadian itu.
3.Terlalu waspada dalam segala hal.
4.Bisa menyebakan phobia terhadapa sesuatu.
5.Bila ada stimulus-stimulus tertentu yang individu dapati, maka ia akan mudah teringat lagi.
6.Muncul ganguan otonomik dan kelainan tingkah laku.

Dari gejala-gejala yang di alami masyarakat tersebut,pastinya kita ingin bagaimana kah cara mereka kembali ke normal lagi,setidaknya mensuport mereka kembali ke semula dan melupakan kejadian yang mereka alami.yaitu dengan terapi :

1.Terapi Medis, yaitu dengan memberikan obat penenang atau obat anti depresann yang dapat membantu ganguan-ganguan kecemasan lainnya.
2.Terapi Kognitif, yaitu dengan cara koban yang terkena musibah itu bercerita agar dapat membantu melupakan masalah yang dia hadapi.
3.Terapi Behavior, yaitu dengan dengan memasukan pengandaian mental dari peristiwa yang memicu traumatic dan disandingkan dengan terapi relaksasi.
4.Terapi Psikodinamik,yaitu dengan membawa korban yang terkena musibah itu kepada suasana lingkungan yang mendukung.
5.Hypnotherapy, yaitu dengan membawa tubuh dalam kondisi rileks total atau focus total dengan keadaan kesadaran pikiran meningkat lebih tinggi daripada biasanya. Bisanya para ahli hipnoterapis ini sangat di butuhkan sekali pada keadaan ini.



Daftar Pustaka
Republika.co.id Moskow
Hypnotherapy,Romy Rafael

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Penyesuaian Diri,Yang mempengaruhi pertumbuhan personal dan Stress dan Efek Efek nya

Kata Pengantar



Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas. Tugas ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah (Kesehatan Mental).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah evaluasi terhadap diri sendiri atau suatau sikap diri sendiri dalama dimensi positif dan negative pada individu,baik terhadap orang lain maunpun lingkungan.Negative atau positif nya itu berhubungan dengan sejauh mana tingkat kesenjangan antara ideal self dan real self.Semakin besar perbedaan antara ideal self dengan self sesungguhnya,begitu juga dengan sebaliknya.
Disini saya akan menjelaskan beberapa motif melakukan penyesuaian diri,yaitu :
1.Self-assesment,yaitu untuk mendapatkan pengetahuan akurat tentang diri sendiri.
2.Self-echancement,yaitu untuk mendapatkan informasi positif tentang diri sendiri.
3.Self-verivication,yaitu untuk mengkonfirmasikan sesuatu yang sudah kita ketahui tentang diri kita sendiri.
4.Self Concept,yaitu identitas diri seseorang yang merupakan sebuah skema yang berisi kumpulan,belief,persepsi diri dan perasaan mengenai diri sendiri.Disini self Concep itu ada dua,yaitu :
1.Bersifat Sentral : Saya menilai diri saya cerdas dan menarik
2.Bersifat Peripheral : Tetapi hanya biasa-biasa saja dalam kemampuan matematika dan kekuatan fisik.
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi penyesuain diri :
1.Peran
2.Identitas sosial
3.Kesuksesan dan kegagalan
4.Hubungan interpersonal
5.Penilaian orang lain



Yang mempengaruhi pertumbuhan personal


Pertumbuhan personal dapat mempengaruhi perubahan sikap,keyakinan,persepsi dan perilaku akibat pengaruh individu-individu,norma-norma social dan aturan aturan kelompok. Ada tiga jenis yang mempengaruhi,yaitu :

1.Conformity(Kominitas)yaitu, perubahan tingkah laku agar sesuai dengan noram yang ada dan tidak ada paksaan,contohnya itu mengikuti suatu organisasi

2.Complience(Kesepakatan)yaitu, perubahan tingkah laku karena permintaan langsung dari orang lain atau kelompok,contohnya seseorang menawarkan produk makanan

3.Obedience (kepatuhan),yaitu perubahan tingkah laku karena perintah atau paksaan orang atau kelompok lain,namun jika tidak mengikuti akan mendapatkan sanksi





Stress dan Efek Efek nya

stress berasal dari sebuah kata latin “stringere” yang berarti ketegangan, dan tekanan. Definisi stres dengan hanya melihat dari stimulus yang dialami seseorang, memiliki keterbatasan karena tidak memperhatikan adanya perbedaan individual yang mempengaruhi asumsi mengenai stresor. Sedangkan jika stres didefinisikan dari respon, maka tidak ada cara yang sistematis untuk mengenali mana yang akan jadi stresor dan mana yang tidak. Untuk mengenalinya, perlu dilihat terlebih dahulu reaksi yang terjadi. Selain itu, banyak respon dapat mengindikasikan stres psikologis yang padahal sebenarnya bukan merupakan stres psikologis. Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa respon tidak dapat secara reliabel dinilai sebagai reaksi stres psikologis tanpa adanya referensi dari stimulus (Lazarus & Folkman, 1984).
Singkatnya, semua pendekatan stimulus-respon mengacu pada pertanyaan krusial mengenai stimulus yang menghasilkan respon stres tertentu dan respon yang mengindikasikan stresor tertentu. Yang mendefinisikan stres adalah hubungan stimulus-respon yang diobservasi, bukan stimulus atau respon. Stimulus merupakan suatu stresor bila stimulus tersebut menghasilkan respon yang penuh tekanan, dan respon dikatakan penuh tekanan bila respon tersebut dihasilkan oleh tuntutan, deraan, ancaman atau beban. Oleh karena itu, stres merupakan hubungan antara individu dengan lingkungan yang oleh individu dinilai membebani atau melebihi kekuatannya dan mengancam kesehatannya (Lazarus & Folkman, 1984).

Efek nya adalah individu akan menjadi cemas,panik takut dan adanya punurunan daya ingat terhadap sesuatu yang di ketahui,ini jika di lihat dari dampak psikologis nya. Ada juga strees mengakibatkan dampak scera fisik,yaiut bila kita sedang strees jantung kita selalu berdetak kencang di karenakan proses pemompaan darah pada jantung kita tidak stabil seperti biasanya.Berikut beberapa ganguan strees yang membawa pengaruh terhadap fisik :
1.Grastrointestinal Symptom
Ganguan fisik berupa mual,muntah,diare dan penolakan terhadap makanan tertentu
2.Hipokondria Symptom
Gangguan individu bahwa dirinya itu merasa sakit,padahal sebenaranya tidak apa-apa

3.Pain Symptom
Gangguan pada fisik yang mengalami sakit kepala,diare,muntah muntah yang berkelanjutan
4.Pseudoneurological Symptom
Ganguan fisik yang sangat parah,menyebabklan individu mengalami kelumpuhan,susah untuk mengunyah makan,mengalami kebutaan dan menimbulkan halusinasi.



General Adaption Syndrom

Ketika seseorang mengalami stres, otak merespon dengan memulai 1400 respon yang berbeda termasuk pembuangan berbagai bahan kimia untuk aliran darah. Hal ini memberikan dorongan sesaat untuk melakukan apa pun perlu dilakukan untuk bertahan hidup. Jika dibiarkan, bagaimanapun, orang tersebut dapat memiliki serangan jantung atau stroke. Mereka mengalami depresi, sulit tidur, mengalami rasa sakit dada. Tubuh kehabisan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Jadi, sangat sering, orang-orang ini meninggal akibat penyakit seperti kanker, pneumonia, dll stres tidak pernah akan diidentifikasi sebagai penyebab kematian.
Pada tahap pertama dari reaksi alarm G.A.S disebut, tubuh melepaskan adrenalin dan berbagai mekanisme psikologis lain untuk memerangi stres dan untuk tinggal di kontrol. Ini disebut respon melawan atau lari. Otot-otot tegang, jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan pernapasan dan keringat, mata membesar, perut dapat mengepalkan. Percaya atau tidak, hal ini dilakukan oleh alam untuk melindungi Anda jika sesuatu yang buruk terjadi.Setelah penyebab stres akan dihapus, tubuh akan kembali normal.
Tahap kedua disebut resistensi atau adaptasi. Ini adalah respons tubuh untuk perlindungan jangka panjang. Ini menghasilkan hormon lebih lanjut bahwa kadar gula darah meningkat untuk mempertahankan energi dan meningkatkan tekanan darah. Korteks adrenal (meliputi luar) menghasilkan hormon yang disebut kortikosteroid untuk ini reaksi perlawanan.
Tahap ketiga dari GAS disebut kelelahan. Pada tahap ini, tubuh telah kehabisan cadangannya energi tubuh dan kekebalan. Mental, fisik dan sumber daya emosional menderita berat. Tubuh mengalami "kelelahan adrenal". kadar gula darah Penurunan sebagai adrenal menjadi habis, mengarah ke toleransi stres menurun, progresif mental dan fisik kelelahan, sakit dan ambruk.



Daftar Pustaka

http://rumahbelajarpsikologi.com, by Reina Wangsadjaja, S, Psi

Pelajaran Psikologi Sosial,Zainal Abidin

Helen Graham,Psikologi Humanistik,Dalam Konteks Sosial,Budaya dan Sejarah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kepribadian Sehat Ditinjau dari Aliran Psikoanalisa,Behavioristik dan Humanistik

Kepribadian Sehat

Kepribadian Sehat

A. Kepribadian Sehat ditinjau dari Aliran Psikoanalisa

Teori psikoanalisa menelaah kepribadian pribadi motif motif tak sadar yang mengarah perilaku. Teori psikoanalisa membahas perkembangan kepribadian. Freud membandingkan pikiran manusia dengan gunung es. Bagian kecil yang tampak si atas permukaan air menggambarkan pengalaman sadar; bagian yang lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan ketidaksadaran gudang impuls, nafsu, ingatan yang tidak terjangkau, yang mempengaruhi pikiran dan perilaku. Bagian ketidaksadaran psike inilah yang berusaha diselidiki Freud melalui tekhnik asosiasi bebas, yang menghendaki orang menyatakan hal-hal yang muncul dalam kesadarannya, tidak peduli apakah hal itu tampak memalukan atau tampak tidak ada artinya. Dengan menganalisis asosiasi bebas, termasuk ingatan tentang mimpi dan kenangan masa kanak-kanak awal, Freud berusaha mambantu pasiennya menyadari hal-hal yang tidak disadari dang dengan cara demikian menemukan faktor penentu utama kepribadian.

Freud yakin bahwa kepribadian tersusun dari tiga sistem utama: id, ego, superego. Setiap sistem mempunyai fungsi sendiri-sendiri.

1. Id: merupakan bagian yang paling primitive, yang sudah ada sejak lahir. Dari Id inilah ego dan superego berkembang. Id terdiri dari impuls (dorongan) biologis dasar: kebutuhan makan, minum, buang air, menghindari rasa sakit, dan memperoleh kenikmatan seksual.

2. Ego: mengikuti prinsip realitas pemuasan impuls harus di tunda sampai ditemukan kondisi lingkungan yang tepat. Misalnya dengan mempertimbangkan dunia nyata, ego menunda pemuasan impuls seksual sampai diperoleh kondisi yang tepat. Pada dasarnya, ego merupakan badan eksekuif kepribadian yang menetapkan tindakan apa yang tepat, impuls id mana yang akan dipuaskan, dan cara pemuasan apa yang akan diloakukan. Ego menjadi penegah antara tuntutan id, realitas lingkungan dan tuntutan superego.

3. Superego: gambaran internalisasi nilai dan moral masyarakat yang diajarkan orangtau dan oranglain pada anak. Pada dasarnya superego merupakan hati nurani seseorang. Superego menilai apakah suatu tindakan benar atau slah. Id cari kesenangan, ego menguji realitas, dan superego berusaha menjadi sempurna. Superego berkembang sebagai respons terhadap ganjaran dan hukuman orangtua. Superego menggabungkan semua tindakan yang menyebabkan anak di beri ganjaran.

Ego berkembang tidak tergantung dari id dan menampilkan fungsi lain disamping menemukan cara realistic untuk memuaskan impuls id.

Fungsi ego ini adalah:

1. Belajar bagaimana mengatasi lingkungan

2. Member makna pengalaman

Pemuasan ego mencakup eksplorasi, manipulasi, dan kompetensi penampilan.

Teori psikoanalisa menimbulkan dampak yang sangat besar pada konsepsi psikologis dan fisiologis tentang sifsat dasar manusia. Sumbangan Freud yang utama adalah pernyataannya bahwa kebutuhan dan konflik tak sadar memotivasi sebagian besar perilaku kita dan penekanannya pada makna penting pengalaman masa kanak-kana awal dalam perkembangan kepribadian. Penekanannya pada faktor seksual menimbulkan kesadaran tentang peranan faktor tersebut dalam masalah penyesuaian diri dan membuka jalan untuk menelaah seksualitas secara ilmiah. Tetapi Freud mengadakan observasinya pada masa Victorian, ketika standar seksual sangat ketat sehingga dapat dimengerti bahwa sebagian besar konflik pasiennya terpusat pada hasrat seksual mereka. Dewasa ini perasaan bersalah tentang seks tidak begitu sering, tetapi timbulnya penyakit mental kurang lebih tetap sama. Konflik seksual bukan merupakan satu-satunya sebab gangguan kepribadian dan bahkan mungkin bukan merupakan yang utama. Beberapa kritikus juga menyatakan bahwa teori kepribadian Freud hampis seluruhnya didasarkan pada pengamatannya tentang individu yang mengalami gangguan emosional dan mungkin bukan merupakan deskripsi yang tepat tentang kepribadian yang normal dan sehat.

B. Kepribadian Sehat ditinjau dari Aliran Behavioristik

Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi yang teramati. Teori ini dicetuskan oleh John B. Watson.

Adapun teori ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

a) Teori Kepribadian Klasikal

Kepribadian ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov. Dia menggunakan eksperimen terhadap seekor anjing. Anjing dioperasi sedemikian rupa, sehingga apabila air liur keluar dapat dilihat dan dapat ditampung dalam tempat yang telah disediakan. Apabila anjing lapar dan melihat makanan, kemudian mengeluarkan air liur, ini merupakan respon yang alami, respon yang reflektif, yang oleh Pavlov disebut respon yang tidak terkondisi yang disingkat UCR. Apabila anjing mendengarkan bel dan kemudian menggerakan telinganya, ini merupakan respon yang alami. Bel sebagai stimulus yang tidak terkondisi atau UCS dan gerak telinga sebagai UCS.

b) Teori Kepribadian Operan

Dicetuskan oleh Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau tingkah laku yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku responden ini wujudnya refleks. Tingkah laku responden ini ternyata dapat dibentuk melalui proses conditioning atau belajar. Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik.Tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung. Tingkah laku ini ditentujan atau dimodifikasi oleh reinforcement yang mengikutinya. Contohnya : ketika tikus yang dimasukan di dalam peti yang diberi makan untuk berapa waktu lamanya ( tikus menjadi lapar ), dia bertingkah laku secara spontan dan acak, dia aktif, mendengus, mendorong, dan mengeksplorasi lingkungannya. Tingkah laku ini bersifat sukarela, tidak dirangsang, dalam arti respon tikus itu tidak dirangsang oleh stimulus tertentu dari lingkungannya.

Kaum behavioristik pada dasarnya menganggap bahwa manusia sepenuhnya adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Lingkungan adalah penentu tunggal dari tingkah laku manusia. Dengan demikian kepribadian individu dapat dikembalikan semata-mata kepada hubungan antara individu dengan lingkungannya, hubungan itu diatur oleh hukum-hukum belajar, seperti teori pembiasaan (conditioning) dan peniruan.

Skinner dalam menanggapi kritakan mengatakan bahwa kemampuan-kemampuan (memilih, menetapkan tujuan mencipta) itu sebenarnya terwujud sebagai tingkah laku juga yang berkembangnya tidak berbeda dari tingkah laku-tingkah laku lainnya. Justru tingkah laku inilah yang dapat didekati dan dianalisis secara ilmiah. Semua ciri yang dimiliki oleh manusia harus dapat didekati dan dianalisis secara ilmiah. Dibandingkan dengan binatang mungkin manusia adalah binatang yang sangat unik, binatang yang bermoral, namun manusia tidak dapat dikatakan memiliki moralitas. Pendekatan behavioristik tidaklah mendehumanisasikan manusia, melainkan justru memanusiakan manusia, yaitu mengatasi kekerdilan manusia. Hanya dalam hubungannya dengan lingkungan yang didekati secara ilmiahlah kekerdilan manusia dapat diatasi dan harkat manusia dipertinggi.

C. Kepribadian Sehat ditinjau dari Aliran Humanistik

Filsuf abad ke-19,Kierkegaard,Heidegger,dan Husserl,dan filsuf abad ke 20,Jaspers dan Sartre,mencapai kesimpulan yang sama tentang kondisi eksistensi manusia.Para eksistensialis ini menganggap bahwa manusia,berhadapan dengan fakta kematian mereka yang selalu ada dan tidak terelakan,senantiasa hidup dalam ketidakpastian mengenai kemenjadian mereka,menurut Kierkegaard hal ini menghasilkan “Kecemasan Eksistensial”(Exixtensial anxiety). Lebih lanjut, seperti halnya Buddha, mereka mengakui bahwa tidak hanya kedatangan kematian yang menimbulkan kecemasan dan ketakutan,tetapi juga aspek lain dari eksistensi seperti kesendirian dan keterasiangan manusia di dunia, serta ketiadaan tujuan yang hendak dicapai dan makna dalam kehidupan.

Bagi banyak orang,kelahiran manusia ke dunia, kehidupan di dunia, kesendirian, tanpa alasan yang jelas menimbulkan tidak hanya kecemasan namun juga frustrasi dan perasaan hampa. Sering kali, terdapat symptom dari “penyakit jiwa” psikopatologi yang menyebabkan banyak orang dalam masyarakat kontemporer mencari pertolongan kaum professional, pertolongan psikiater, yang sebelumnya mereka mungkin akan mencari bimbingan dari kaum pendeta. Seperti yang ditunjukan Schofield, bahwa psikoterapis semakin banyak dihadapakan pada mereka yang potensial menjadi pasien namun tidak menunjukan tanda-tanda masalah neurotic apa pun, tidak mengeluhkan kegagalan produktivitas atau prestasi kerja, tidak merasa menderita akibat konflik antarpribadi yang serius, merasa bebas dari keluhan penyakit somatic fungsional, tidak dilumpuhkan oleh kecemasan, atau perasaan tersiksa karena obsesi. Para pencari pertolongan ini menderita kebebasan dari keluhan. Ketiadaan konflik,frustrasi dan simtom yang membawa penyakit kesadaran atas ketiadaan-ketiadaan kepercayaan, komitmen, makna, kebutuhan untuk mencari jati diri, nilai-nilai utama, atau tentang kebutuhan hidup nyaman dan penuh makna, setiap hari di hadapan penghujung ketidakpastian. Karena semakin banyak manusia rasional, terdidik dan kaya gagasan, pusat perjuangan beralih menjadi pencarian dan pemeliharaan keseimbangan antara emosional dan psikologis dengan kebingungan dan kemewahaan iman.

Dengan demikian,sebagian Lasch menyatakan, para ahli terapi menjadi sekutu prinsipil manusia dalam perjuangan mereka untuk mencapai ketenangan dan kedamaian jiwa, dan ada harapan untuk kembali mencapai ekuivalen keselamatan modern (the modern equivalent salvation)-“Kesehatan Mental”.

D. Pendapat Allport tentang Kesehatan

Allport lebih optimis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharusan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti dikemukakan, pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.

Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi kearah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali pada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.

Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia dan manusia yang sehat ini, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.

Motivasi Pada Pribadi Yang Sehat

Allport berpendapat bahwa kepribadian yang sehat tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, menurut Allport motif-motif seorang dewasa bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak yakni motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli, otonom sama seperti pohon Ek yang sudah tumbuh dengan sempurna dari bijinya yang pernah memberinya makanan. Kita tidak didorong dari belakang oleh kekuatan-kekuatan pendorong dengan akar-akar masa lampau. Allport menulis, “ memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari binatang, orang dewasa dari kanak-kanak, dan dalam banyak hal kepribadian yang sehat dari kepribadian yang sakit”.

“Diri” Dari Orang Yang Sehat

Konsep “diri” (self) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik kata maupun konsep tersebut tampaknya sederhana sampai kita mulai memeriksa bermacam-macam cara bagaimana ahli-ahli teori kepribadian menjelaskan sifat dan fungsinya.

Perkembangan kepribadian Yang Sehat

Allport menerangkan pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak tertentu yang berbeda antara orang-orang neurotis dan orang-orang sehat , dan ada gunanya kalau menyelidiki pengalaman-pengalaman itu secara singkat. Allport memperhatikan hubungan antara bayi dan ibunya, khususnya dengan banyaknya keamanan dan kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anak. Apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup, pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri, dan diri akan mulai meluas melampaui orang itu. Dengan semua segi diri pada tempatnya, maka hampir pasti akan muncul seorang dewasa yang sehat dan matang.

Kriteria Kepribadian Yang Matang.

1. Perluasan perasaan diri

Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri itu berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi niali-nilai dan cita-cita yang absrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang diluar diri, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “ partisipasi otentik yang dialkukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”.

2. Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain

Allport membedakan dua macam kehangatan dalamhubungan dengan orang-orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan teharu. Orang yan sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik.

Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui ”perluasan imajinatif” dari perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.

3. Keamanan emosional

Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tanpa menyerah secra pasif pada kelemahan-kelemahan dan kekurangan tersebut. Misalnya, orang-orang yang matang dapat menerima dorongan seks tanpa menjadi terlalu sopan atau tertekan seperti yang dapat terjadi dengan orang-orang yang neurotis. Orang-orang yang sehat mampu hidup dengan ini dan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri dengan diri masyarakat.

Kualitas lain dari keamanan emosional adalah apa yang disebut allport “ sabar terhadap kekecewaan” hal ini menunjukan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan terhadapa hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan-keinginan. Orang-orang yang sehat sabar dalam mengahadapi kemunduran-kemunduran ini; mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan substitusi.

4. Persepsi Realistis

Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya, orang-orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.

5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas

Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan.

Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan-keterampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka. Komitmen dalam orang-orang yang sehat inibegitu kuat, sehingga mereka sanggup menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan (seperti kebanggaan) ketika mereka terbenam dalam pekerjaan mereka.

6. Pemahaman diri

Kriterium ini terkandung dalam petunjuk lama “kenallah dirimu” tentu merupakan suatu tugas yang sulit. Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidakakan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingika diri(self object tifacition) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Kepribadian sehat mencapai suatu tingkat yang tinggi dari pada orang-orang yang neurotis. ka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.

Orang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksi kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepada orang lain. Allport juga mengemukakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas dari pada orang memiliki wawasan diri yang kurang.

7. Filsafat Hidup Yang Mempersatukan

Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini menberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.

Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness), dan lebih kelihatan pada kepribadian-kepribadian yang sehat dari pada orang-orang yang neurotis. Jadi, bagi allport rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi dan arah kemasa depan.

Suara hati ikut juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tidak matang atau neurotis. Suatu suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati anak-anak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatas dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak.

Referensi

1. Helen Graham : Psikologi Humanistik “Dalam konteks social, budaya, dan sejarah”.

2. Nurdjannah Taufiq – Agus Dharma : Pengantar Psikologi Edisi kedelapan Jilid 2

3. Duane Schultz : Psikologi Pertumbuhan “Model-model Kepribadian Sehat”

Nama : Sari Gracelia (14509897)

Nuarindah (10509668)

Amelia Resky (10509599)

Ardiaz Azhar (14509405)

Ratna Suci Dianti (13509792)

Kelas : 2 PA 03

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kepribadian Sehat menurut Carl Rogers,Abraham Maslow dan E.Fromm

Kata Pengantar


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul (Kepribadian Sehat menurut Carl Rogers,Abraham Maslow dan E.Fromm). Tugas ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah (Kesehatan Mental).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tugas ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.



Kepribadian sehat menurut Carl Rogers


Bahaya inheren dalam psikologi humanis sepoerti yang diajukan oleh Maslow adalah memiliki kecendrungan gerakan,perubahan,arahdan pertumbuhan,sebagai akibatnya adalah aktualisasi diri dan penemuan diri(Self-dis-covery) cenderung dipandang sebagai tujuan akhir daripada sebagai sebuah proses.Carl rogers,meskipun banyak berpadnanagn sama dengan Maslow,memeberikan perhatian khusus kepada seseorang yang ada dalam proses menjadi(becoming)dalam teori kepribadaidannnya,kadang disebut sebagai “Teori Diri”(Self Theory).
Carl Rogers mengatakan bahwa “Individu dalam dirinya memendam kapasitas dan kecendrungan,laten jika tidak tampak,yang bergerak ke arah kedewasaan.Kapasitas individu tersebut ternyata tampak nyata dalama upaya individu memahami aspek-aspek kehidupan dan dirinya yang menyebabakan kesedihan dan ketidakpuasan dan pemahaman yang berada di bawah pengetahuan sadar.Kapasitas itu juga tampak dalam kecendrungan individu untuk mengatur kepribadian dan hubungannya dengan hidup dalam cara yang diaangap lebih dewasa.Apakah hal itu disebut sebagai kecendrungan pertumbuhan(Growthtendency),dorongan menuju aktualisasi diri,atau kecendrungan direksional yang bergerak maju(Forward-moving directional tendency).Inilah dorongan utama hidup dan dalam analisis terakhir,kecendrungan ini yang dijadikan dasar semua psikoterapi.Desakan inilah yang tampak nyata pada semua kehidupan organik dan kehidupanmanusia untuk menambah,memperluas menjadi otonom,berkembang,dewasa kecendrungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kapasitas organism atau diri.
Rogers beragumentasi bahwa perubahan-perubahan dalam persepsi diri dan persepsi atas realitas mengahsilkan perubahan yang serentak dalam perilaku dan hal itu memnerikan kondisi psikologis tertentu bagi seseorang sehingga mempunyai kapasitas untuk mereorganisasi bidang persepsinya,termasuk bagaimana mereka memandang diri mereka sendiri.Maka rogers berpendapat bahwa ketika diri dipandang bebas dari ancaman serangan.maka dari itu mungkin akan menjawab persepsi yang bertolak dan mengintegrasikannya kembali.
Ia menganggap terapi sebagai suatu proses yang di dalam individu memiliki kesempatan untuk mengorganisasikan kembali dunia subjektifnya(the subjective world) dan untuk mengintegrasikan dan mengaktualisasiakn diri.Dengan demikian,ia memandang proses utma dari terapi adalah memfasilitasi pengalaman individu untuk menjadi yang lebih otonom,spontan,percaya diri.
Jadi kesimpulannya adalah Rogers itu memandang manusia sebagai bentuk-bentuk dari konsep diri(self concept) dan pengalaman di satu sisi dan interpretasinya tentang stimulus lingkungan pada sisi yang lain.Inilah tingakatan kongruensi antara factor-faktor tersebut yang mempengaruhi perluasan aktualisasi diri yang terjadi secara esensial yang disusun oleh persepsi.


Kepribadian sehat menurut Abraham Maslow

Maslow membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama ditentang oleh hasil generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian atas “orang yang sakit mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian tentang kesehatan mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi diri. Dia mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik manusia yang ebrsifat baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia juga dipandang sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi bahwa oleh karena ketakutan ini penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang terus berlanjut terhadap penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama yang menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan resonansi dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama dari gerakan kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal berkembang berdampingan dengan penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
Meskipun demikian,pandangan Maslow tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang di satu sisi membuka bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang baru atau orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap perubahan sama dengan yang ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan dengan konsep yang diajukan Dr.Samuel Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic modern.
Maslow mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan ketiga menajdi transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih tinggi”,transpersonal,transhumant,lebih berpusat pada alam semesta(cosmos) dari pada kebutuhan manusia dan kepentingan manusia.
Jadi menurut saya kesimpulan saya.Psikologi humanistik menurut maslow itu adalah manusia untuk bersifat baik,baik secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat juga bahwa adanya penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga keunikan keunikan yang dimiliki setiap individu,baik secara konteks social,budaya dan individunya tersebut.bisa kita lihat contoh keunikan budaya kita,yaiutu di Kalimantan Selatan(dayak).Disana banyak sekali orang-orang mengkreasikan derinya tersebut,seperti mentato tubuhnya dengan gambar artefak-artefak kuno,Menindik hidungnya dengan tulang tulang hewan yang sudah mati,dsb.Namun tidak hanya

dari segi itu saja kita dapat melihat keunikan manusia.Kita juga bias melihat kemampuan individu dalam pengalaman-pengalaman mistik/spritualnya dan Maslow berpendapat bahwa "dunia spiritual dan dunia yang terhubung,merupakan satu kesatuan yang kuat”.Mungkin ini semua di karenakan “identifikasi dengan spesies manusia yang bertambah dan bekurang dan adanya perubahan nilai dan struktur yang terjadi di masyarakat yang semakin demokratis”.Dan perkembangan transpersonal dan transhumant itu akan menawarkan secara sangat baik bagi kepuasan nyata,kegunaan,kepuasan yang efektif tentang “idelaisme yang frustasi”


Kepribadian sehat menurut E.Fromm

Erick Fromm adalah anak satu-satunya dari anak neurotis.Masa kanak-kanak dan remajanya merupakan suatu laboratorium yang hidup bagi observasi terhadap tingkah laku neurotis.Menurut Fromm suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan,kecurigaan,ketidakpercayaan dalam angota-angotanya dan merintangi pertumbuhan penuh dari setiap individu.Fromm percaya bahwa kita semua memilki suatu perjuanagn yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional,seuatu kecendrungan bawaan untuk hidup yang produktif untuk keharmonisan dan cinta.Fromm juga menuliskan suatu kalimat,yaitu “ kita adalah orang orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat kita hidup”.Penyelidikan intensif dari fromm tentang sejarah spesies manusia member contoh-contoh tentang banayk tingakah laku yang ditetapkan sebagai yang sehat dalam satu kebudayaan atau zaman.Menurut fromm kita itu mahluk yang unik dan kesepian,knp?karena kita tidak akan bias hidup tanpa orang lain, dan keunikan keunikan seorang itu dapat membangkitakan gairah hidup seorang. Fromm mengambil kesimpulan bahwa ini akibat evolusi dari binatang-binatang yang lebih rendah,kita tidak lagi bersatu dengan alam,kita telah mengatasi alam.Tidak seperti tingkah laku binatang,tingkah laku kita terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif.Akan tetapi perbedaan kita dengan binatang yang sangat penting adalah terletak pada kemampuan kita akan kesadaraan diri,pikiran dan daya khayal.bahwa kita berpeikir kita itu akan mati, hewan?mana mungkin mereka berpikir seperti kita.
Fromm percaya bahwa keretakan antara kebebasan dan keamanan ini terulang dalam sejarah spesies manusia,dan juga dalam perkembangan setiap manusia.Dalam periode setiap periode sejarah yang berturut-turut,dikarenakan manusia semakin bebas dari tekanan-tekana social dan agama yang kaku,jurang antara kebebasan dan keamanan telah menjadi lebih besar.Sebagai organism yang hidup dan mempunyai kelebihan dari pada mahluk lain,kita

didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan,kehausan dan seks. Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan,yaitu :
1.Hubungan
Manusia menyadari hilangnya iktana utama dengan alam dan dengan satu sama lain.Tingkah laku irasioanal,bahkan penyakit jiwa merupakan akibat yang tidak dapt dielakkan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini.Menurut Fromm,ada beberapa cara untuk menemukan hubungan,yaitu Destruktif(tidak sehat) dan Konstruktif(sehat).
2.Transendensi
Yaitu berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan,karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian.Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak,ide ide,kesenian atau barang barang material)manusia mengatasi kodrat eksistensi yang passif dan aksidental.Dan fromm percaya bahwa jalan lain untk kreativitas ialah destruktivitas.
3.Berakar
Hakikat dari kondisi manusia-lesepian dan tidak berarti-timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam.Tanpa akar-akar ini orang tak bedayay,jelas merupakan kondisi yang amat berat.Akar-akar baru harus dibangun untuk mengganti iktan ikatan sebelumnya dengan alam.Seperti kebutuhan lainnya,akar dapat dicapai secara positif atau secara negatif.Dengan mempertahankan ikatan-ikatan sumbang dalan setiap tingkat,seorang menutup pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia.
4.Perasaan Identitas
Manusia juga membutuhkan seuatu perasaan indentitas sebgai individu yang unik,suatu identitas yang menenmpatkannnya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaannya tentang dia,siapa dan apa.Sejuh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaaan yang unik tentang diri(Selfhood) tergantung pada kita berhasil memutuskan ikatan-ikatan sumbang dengan keluarga,suku atau bangsa kita.Cara yang tidak sehat dalam membentuk suatu perasaaan identitas adalah menyesuaikan diri dengan sifat-sifat suatu bangsa,ras,agama atau pekerjaan.Dalam hal ini diri dipinjam dari kelompok dan tidak memberikan suatu persaan individualitas yang unik.


5.Kerangka orientasi
Bertalian dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian Frame of refrence atau konteks dengan nama seseorang menginterpretasikan semua gejala dunia.Setipa inidvidu harus merumuskan seuatu gambaran konsisten tentang duni yang membrikan kesempata untuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.Menurut Fromm pikiran itu harus di kembangkan dan diterapkan dalama semua kehidupan.
Jadi menurut saya lihat disisni bahwa fromm itu menyimpulkan bahwa kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan dan fromm menemukan formula/cara itu di lihat dari segi social,politik dan budaya.Manusia menurut Fromm adalah mahluk unik dan kesepian.Fromm melihat semua ini dari kata “kebencia”,kenapa si setiap orang mempunyai rasa “benci”?mulai dari situlah Fromm meneliti kenapa si orang bias seperti itu?Apa karena medan negative nya seseorang lebih besar dari pada medan positif nya?dan Fromm meneliti ini ketika perang dunia 1 pecah.Mungkin factor hubungan individu yang kurang baik kepada individu lain menjadi factor utamannya?kenapa kita tidak berinteraksi kepada individu tersebut?dan Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis dan Fromm menyebut bahwa kepribadian yang sehat adalah kepribadian yang “Orientasi Produktif”,yaitu sikap umum/segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan,respons-respon intelektual,emosional,dan sensoris terhadap orang-orang,benda-benda dan peristiwa di dunia dan juga terhadap dirinya sendiri.


Dari beberapa tokoh mengenai kepribadian kita bisa menyimpulkan bahwa tokoh-tokoh tersebut sama-sama menjelaskan tentang kepribadian dan termasuk Mazhab Humanistik.Dimana setiap individu memiliki keunikan terhadap dirinya sendiri,budaya dsb,dan ini bias kita korelasikan dengan tipe-tipe manusia manusia menurut Spranger,yang mengkatagorikan pada golongan “Manusia estetis/manusia yang menikmati keindahan”,yaitu manusia yang menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain,tetapi sebagai penonton,dan juga manusia estetis itu kecendrungan ke arah individualistis,menghubungkan keindahan derajat manusia secara sederhana.Disini bias kita lihat perbedaan yang dimiliki dari beberapa tokoh di atas,contoh nya Maslow dan Rogers,Rogers mengambil kesimpulan bahwa ini di susun oleh persepsi individu tersebut.Rogers juga berpendapat bahwa ketika diri depandang bebas dari ancaman serangan,maka diri mungkin akan menjawab persepsi yang bertolak dan mengintegrasikannya.


Refrensi

HELEN GRAHAM,Psikologi Humanistik,Dalam Konteks Sosial,Budya dan Sejarah

DUANE SCHULTZ,Psikologi Pertumbuhan,Model-Model Kepribadian Sehat

Drs.Sumadi Suryabrata,BA.,M.a.,Ed.S.,Ph.D,,Psikologi Kepribadian

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS