Bulimia Nervosa ( penyebab, gejala, akibat serta pengobatan )



Bulimia Nervosa ( penyebab, gejala, akibat serta pengobatan )
Bulimia nervosa, yang sering ditemukan pada anoreksia nervosa, terdiri dari episode rekuren makan sejumlah besar makanan disertai dengan perasaan diluar kendali. Penyelaan sosial dan gangguan fisik yaitu : nyeri abdomen atau mual, menghentikan pesta makan, yang sering kali diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau muak terhadap diri sendiri. Orang selalu memiliki perilaku kompensasi yang rekuren seperti pencahar (muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksasif yang berulang atau pemakaian diuretik), puasa atau latihan berat untuk mencegah penambahan berat badan. Tidak seperti pasien anoreksia nervosa, pasien dengan bulimia nervosa dapat mempertahankan berat badan yang normal. Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2.000 – 3.000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang dimakannya, dengan cara memuntahkan kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Diantara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya menekan berolahraga secara berlebihan.
Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah yang disengaja atau upaya pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah meningkatnya berat badan (contoh, penggunaan laksansia).
Insiden dan Epidemiologi
Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda. Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian, memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.
Etiologi
Faktor Biologis :
Kadar endofrin plasma yang meningkat pada beberapa pasien bulimia nervosa yang muntah, kemungkinan menyebabkan perasaan sehat yang dirasakan oleh pasien setelah muntah.
Faktor Sosial :
Penderita bulimia nervosa mempunyai kedudukan tinggi dan perlu berespon terhadap tekanan sosial untuk menjadi kurus. Mereka terdepresi dan memiliki depresi familiar yang tinggi.
Faktor Psikologis :
Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukan sebagai egodistoni. Kesulitan yang dimiliki pasien ini dalam mengendalikan impuls seringkali dimanifestasikan dengan makan yang berlebihan dan mencahar.
Diagnosa dan Gambaran Klinis
Kriteria diagnostik dari bulimia nervosa berdasarkan DSM–IV, Diagnostic and Kriteria Statistical Disorders.
Gejala gejala bulimia nervosa yaitu :
- Makan dalam jumlah yang berlebihan.
- Terobsesi dengan makanan dan kalori.
- Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.
- Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan makanan yang telah ditelan.
- Bersikap penuh rahasia.
- Merasa kehilangan kontrol
Prognosis
            Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 % yang mengalami perbaikan. Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan sequele mencahar, yaitu apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang sering mengakibatkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi.
Terapi
            Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk psikoterapi individual dengan pandekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan farmakoterapi.
a.       Psikoterapi
Ada tiga langkah mengatasi Bulimia Nervosa, yaitu :
1. Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam pengobatan.
2. Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.
3. Mempertahankan dan mendorong pasien kepada kondisi yang lebih baik, oleh karena kambuh kembali sangat besar.
1). Memastikan kerjasama dari pasien.
Pasien bulimia nervosa biasanya terlihat begitu antusias untuk menjalankan pengobatan. Namun kenyataannya dia cenderung menggunakan caranya sendiri dan tetap berusaha mempertahankan kebiasaannya. Jadi sebelum pengobatan sang dokter harus memberikan kepercayaan dan meyakinkan pasien tentang pengobatan yang akan dijalaninya.
2).Mengontrol kebiasaan makan dan muntah yang dibuatnya sendiri.
Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan.

3). Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah membaik :
Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis.
Agar pasien mau makan, maka kita katakana kepadanya bahwa rasa lapar yang timbul
itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi. Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa percaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya.
b.      Farmakoterapi.
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–uptake inhibitor (SSRI) yaitu fluoksetin (prozac) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI) yaitu fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada bulimia nervosa. (3)
Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat diberikan
lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM. (3)

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 187-93.
2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis of Psychiatry, 7 thEdition, Volume
3. Kaplan H. I, Saddock B. J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Penerbit Widya Medika  175.
4. Goldman H. H. Review of General Psychiatry, 4 thEdition, Prentice Hall International
Inc, Baltimore, USA, 1994 ; 360-3.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tugas Sistem Informasi Psikologi Computer Based Information System (CBIS)


Tugas Sistem Informasi Psikologi
Computer Base Information System (CBIS)

Data Base Sistem

Basis data adalah suatu data base management system (DBMS) yang terdiri dari sekumpulan data yang saling berhubungan dan suatu himpunan program yang melakukan akses terhadap data tersebut. Tujuan dari DBMS yang paling utama adalah “ Effisient dan Convenien”. Management data melibatkan baik struktur informasi dan mekanisme dalam melakukan manipulasi terhadap informasi. Data base ini memiliki konsep dasar, yaitu sistem berkas (bagaimana menyimpan data dari file tertentu), sistem akses (mengambil informasi dari suatu file), organisasi file (teknik untuk menggambarkan dan menyimpan file).
Ciri ciri dalam Data Base :
1.  Data disimpan secara terintegrasi (integrated), yaitu data base merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda. Disusun dengan cara menghilanglangkan bagian bagian yang rangkap (redudant).
2.   Data dipakai secara bersama sama, yaitu masing masing bagian dari database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.
Pemakai Data Base dibagi atas tiga klasifikasi, yaitu :
1.     Database administrator (DBA), yaitu orang/team yang bertugas mengelola sistem database secara keseluruhan.
2.   Programer, yaitu orang team yang bertugas membuat program aplikasi yang mengakses data base dengan bahasa programer.
3.     End-user, yaitu orang yang mengakses data base melalui terminal, dengan menggunakan query-language atau program aplikasi yang dibuatkan oleh programer.
Tujuan dari Data Base ini adalah :
1.      Mencegah data redudancy dan inconsistency
2.      Mempermudah dalam melakukan akses terhadap data
3.      Mempertimbangkan data isolation
4.      Mencegah concurent access anomaly
5.      Mempertimbangkan masalah keamanan data
6.      Mempertimbangkan masalah integritas


Sistem Pengolahan Data

Sistem pengolahan data atau sistem accounting yaitu memelihara atau mengurus record operasi perusahaan secara lengkap dan menghasilkan dokumen yang menjelaskan operasi tersebut. Dokumen tersebut digunakan oleh manajer dan non-manajer dalam perusahaan dan oleh semua elemen lingkungan kecuali pesaing. Sistem dari sebagian besar organisasi atau perusahaan modern terdiri atas kombinasi antara metode komputer, manual, dan mesin keydriven. Tidak seperti halnya area aplikasi komputer utama, perusahaan tidak mempunyai pilihan mengenai pengolahan data ini. Aplikasi perusahaan ini harus dijalankan agar dapat memberikan dasar untuk mengontrol operasi perusahaan oleh manajemen dan elemen yang ada dalam lingkungan. Pengolahan data terdiri atas empat tugas dasar, yaitu pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data, dan pembuatan dokumen. Pengubahan data meliputi pengklasifikasian, penyortiran, pengkalkulasian, dan perekapitulasian.

            Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting :
1. System manual yaitu semua operasi dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat penting seperti pensil ,kertas dan lain-lain.
2. Electromechanical yaitu suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang pegawai yang bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine).

            Peranan pemrosesan data dalam pemecahan masalah pengolahan data memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah dengan dua cara. Ia menghasilkan laporan standar yang merekapitulasi kondisi keuangan perusahaan, dan ia memberikan database dari data internal yang digunakan oleh subsistem CBIS (Computer Base Information System) yang lain. Pengolahan data merupakan pondasi atau dasar untuk pembuatan system pemecahan masalahyang lain, khususnya MIS dan DSS. Langkah pertama dalam memberikan dukungan computer bagi manajer untuk memecahkan masalah adalah dengan mengimplementasikan system pengolahan data dengan suara.

Sistem Informasi Manajemen

            Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegitan utama organisasi/institusi. Jadi sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan. Tujuan mempelajari sistem informasi manajemen memandang bahwa sistem dari informasi amatlah berharga, oleh karena itu ahrus dikelola dengan baik. Seorang wirausaha, staff manajemen, atau terlebih sebagai manajer harus dapat menghargai dan mampu mengelola informasi bagi kemajuan perusahaan atau usahanya.

            Proses manajemen di definisikan sebagai aktifitas-aktifitas :
  • Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktifitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  • Pengambilan Keputusan, proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Beberapa fungsi dari sistem informasi manajemen :
1.      Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2.      Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.
3.      Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
4.      Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
5.      Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
6.      Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
7.      Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
Sistem Penunjang Keputusan

Keputusan menurut Simon, dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah di tetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi. Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karna masing masing memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani
oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
1.      Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan
pemecahan
2.      Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan
tindakan yang akan dilakukan.
3.      Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang
sudah ada.
4.      Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah
dilakukan.

Keputusan menurut Mintzberg, Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu interpersonal, informasional, desisional. Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :
1.      Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.
2.       Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
3.      Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorcealocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.
4.       Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.

DSS (Decision Suport system), Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control manajemen). Enam jenis DSS, yaitu :
1.      Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2.      Analyze entries fles (menganali semua file)
3.      Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
4.      Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5.      Propose decision (menawarkan keputusan )
6.      Make decisions (membuat keputusan)

Ada tiga tujuan dari DSS (Decision Suport system), yaitu :
1.      Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
2.       Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti
keputusan tersebut.
3.       Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya
peningkatan efisiensi.


Sumber



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS